Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras dan YLBHI Laporkan Kekerasan Penanganan May Day oleh Polisi ke Komnas HAM

Kompas.com - 15/05/2019, 13:40 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) melaporkan dugaan kekerasan yang dilakukan polisi saat pengamanan May Day di Bandung, Jawa Barat ke Komnas HAM, Rabu (15/5/2019).

Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur mengatakan, temuan dugaan kekerasan itu berasal dari pengakuan para korban, yakni massa aksi yang ditangkap paksa.

"Kami menganggap penting membuat pemantauan ini karena pertama kekerasan yang terjadi sangat masif dan brutal," kata Isnur di Kantor Komnas HAM, Manggarai, Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Berdasarkan hasil temuannya, sekitar 50 orang yang ditangkap kemudian dibawa ke Polrestabes Bandung.

Baca juga: May Day dari Perayaan Musim Semi hingga Hari Buruh Sedunia...

Isnur mengungkapkan proses penangkapan berlangsung secara membabi-buta. Ia mengatakan polisi tidak membedakan massa yang tergabung dalam kelompok yang diduga Anarko Sindikalis dengan peserta aksi yang sesungguhnya saat menangkap paksa.

Akibatnya para peserta aksi Hari Buruh yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Kapitalis (Gerak) yang terdiri dari berbagai organisasi massa juga ikut ditangkap.

Supinah, perwakilan Gerak yang hadir di Kantor Komnas HAM, menyatakan pihaknya sama sekali tak berbuat anarkistis saat memperingati Hari Buruh. Ia dan organisasinya hanya berorasi di hadapan massa.

"Di depan RS Borromeus kami istirahat sambil orasi, dari arah belakang mobil Dalmas (Pengendali Massa) sama Tim Prabu sama Raisa (Pengurai Massa) itu yang menggunakan pengeras suara menghalau masa (berkaus) hitam. Dengan heberapa kali tembakan peringatan," ujar Supinah.

Mendengar tembakan peringatan, Supinah dan rekan-rekannya lari. Mereka lalu menuju Gedung Sate untuk kembali berorasi. Namun ternyata ada 14 rekannya yang itu tertangkap di depan RS Boromeus tanpa alasan yang jelas.

Ratusan anak muda dalam kelompok berbaju hitam diamankan aparat Polrestabes Bandung di tengah perayaan May Day di Bandung, Rabu (1/5/2019).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Ratusan anak muda dalam kelompok berbaju hitam diamankan aparat Polrestabes Bandung di tengah perayaan May Day di Bandung, Rabu (1/5/2019).
Mereka ditangkap berbarengan dengan penangkapan massa yang berkaus hitam yang belakangan dikenal sebagai Anarko Sindikalisme. .

Sementara itu, Isnur menambahkan ada pula wartawan yang turut diintimidasi polisi saat menangkap massa berkaus hitam di depan RS Boromeus. Ia mengatakan polisi mengambil kamera dua wartawan dan menghapus foto-foto yang telah diambil saat penangkapan berlangsung.

Selain itu proses penangkapan terjadi pemukulan dan penelanjangan, serta memaksa sekitar 50 orang yang ditangkap dibawa dengan truk yang berkapasitas 30 orang ke Polrestabes Bandung.

"Karenanya kami mendesak Komnas HAM membuat posko pengaduan di Bandung untuk mendata sejumlah fakta yang terjadi pada peserta aksi ketika ditangkap oleh anggota kepolisian," papar Isnur.

"Kedua, mendesak Kapolri memeriksa Kapolrestabes Bandung, mengingat penangkapan sewenang-wenang, tindak kekerasan, serta intimidasi merupakan tanggung jawab Kapolrestabes sebagai atasan tertinggi wilayah yang memberikan perintah penangkapan," lanjut dia.

Sebelumnya aparat Polrestabes Bandung mengamankan ratusan pemuda berbaju hitam di tengah peringatan May Day di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (1/5/2019). Mereka ditangkap lantaran melakukan aksi vandalisme.

Halaman:


Terkini Lainnya

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com