Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Budaya Pragmatis, Jokowi Disarankan Tolak Permintaan Koalisi Partai Oposisi

Kompas.com - 13/05/2019, 15:33 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Center of Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes memprediksi beberapa partai pengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga akan mengubah arah dukungannya usai penghitungan suara Pilpres diumumkan.

Namun, dia menyarankan agar pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf menolak permintaan itu.

"Menurut saya lebih bagus Presiden tolak saja," ujar Arya ketika dihubungi, Senin (13/5/2019).

Baca juga: Sekjen Nasdem Sebut Koalisi Jokowi Siap Bekerja Sama dengan Parpol Pendukung Prabowo di Parlemen

Alasannya adalah untuk menghindari budaya politik pragmatis. Menurut Arya, partai politik harus menyadari bahwa koalisi merupakan komitmen yang harus dibentuk sejak awal. Bukan malah bergabung di tengah jalan.

"Jadi biar memberi kesan ke partai, kalau anda mau koalisi ya harus sejak awal. Harus berjuang bersama sejak awal, bukan di akhir. Ini untuk membangun budaya ke partai bahwa mereka jangan pragmatis gitu," ujar Arya.

Peneliti CSIS Arya Fernandez saat merilis hasil survei di Jakarta, Kamis (28/3/2019).KOMPAS.com/Ihsanuddin Peneliti CSIS Arya Fernandez saat merilis hasil survei di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Baca juga: Partai Demokrat dan PAN Berpotensi Keluar dari Koalisi Prabowo-Sandiaga

Alasan lainnya adalah untuk menjaga keseimbangan di parlemen. Tanpa partai koalisi Prabowo-Sandiaga bergabung ke koalisi Jokowi-Ma'ruf, perbandingan kursi di DPR sudah 60:40.

Partai pendukung Jokowi-Ma'ruf menguasai lebih kurang 60 persen kursi di DPR dan partai pendukung Prabowo-Sandiaga menguasai sisanya.

Jika partai pendukung paslon 02 berbalik mendukung paslon 01, artinya Koalisi Indonesia Kerja akan semakin menguasai parlemen.

Baca juga: Pengamat: Koalisi Prabowo-Sandiaga Sudah Retak sejak Awal

Arya khawatir pemerintahan Jokowi-Ma'ruf ke depan kurang mendapat kritik membangun dari parlemen.

"Ini membuat parlemen menjadi mandul. Kalau komposisi yang sekarang sebenarnya tetap tidak imbang, pendukung 01 tetap lebih tinggi. Tetapi paling tidak pemerintah ada sparing partner-nya agar demokrasi ini juga bekerja dengan baik," kata dia.

Kompas TV Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, menghadiri buka puasa bersama relawan di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta, Minggu (12/5). Sandiaga menegaskan, Koalisi Adil Makmur masih solid hingga kini. Ia pun berpesan agar seluruh tim BPN dan Koalisi Indonesia Adil Makmur menebar perdamaian selama ramadan. #SandiagaUno #Sandiaga #KoalisiAdilMakmur

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com