Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paguyuban Mei '98 Doa Bersama dan Aksi Tabur Bunga di Mall Klender

Kompas.com - 13/05/2019, 11:17 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Amnesty Internasional Indonesia (AII), Ikatan keluarga Korban Orang Hilang (IKOHI), KontraS, dan Paguyuban Mei’98 melakukan doa bersama dan aksi tabur bunga dalam rangka memperingati 21 tahun tragedi peristiwa Mei 1998.

Dari pantauan Kompas.com, Peringatan tragedi kemanusiaan itu dimulai dari depan Mall Klender, Jakarta Timur, Senin (13/5/2019). Keluarga korban tampak berkumpul membawa foto anak-anak mereka yang menjadi korban tragedi kemanusiaan tersebut.

Perwakilan KontraS, Dimas Bagus Arya selaku koordinator acara dalam orasinya mengatakan peringatan tersebut selalu dilakukan setiap tahun, bertujuan sebagai penanda agar tidak terjadi kekerasan yang sama seperti yang terjadi beberapa tahun silam.

Usai menyampaikan orasinya, keluarga korban berjalan menuju halaman Mall Klender untuk melakukan doa bersama dan penaburan bunga.

Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...

"Jadi memang segi penuntasan negara belum melakukan penuntasan secara maksimal, belum ada mekanisme pengadilan yang dibentuk negara sampai 21 tahun meskipun penyelidikan sudah dilakukan oleh Komnas HAM," kata Dimas dalam pembukaan "Peringatan Tragedi Mei '98", di Mall Klender, Jakarta Timur, Senin (13/5/2019).

Proses doa bersama dan tabur bunga dilakukan mengelilingi halaman Mall Klender, doa para keluarga korban tak henti hingga kembali ke depan Mall Klender.

Sementara itu, Maria Sanu ibunda dari Stevanus Sanu yang menjadi korban saat kerusuhan Mei 1998 di Mall Klender berharap pemerintah segera menuntaskan dan mengadili aktor di balik tragedi tersebut.

"Tidak ada tanggapannya, karena pemerintah seolah-olah ingin melupakan pelanggaran HAM di masa lalu khususnya 14 Mei 98. Kami keluarga korban tidak setuju, karena pemerintah harus bertanggung jawab kepada keluarga korban, karena keluarga korban ini menanti agar kasus 98 diselesaikan," ujar Maria.

Selanjutnya, usai menggelar tabur bunga di depan Mall Klender, para keluarga korban akan melakukan doa bersama di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Di TPU itu, mayoritas korban Tragedi 1998 di Mall Klender dimakamkan.

Seperti yang diketahui, tragedi peristiwa Mei 1998 silam adalah hari yang bersejarah di Indonesia. Pada bulan tersebut, kekuasaan presiden Soeharto berhasil ditumbangkan, namun, dibalik itu terjadi kerusuhan di berbagai daerah termasuk di Ibu kota Jakarta yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com