Hal itu disampaikan salah satu anggota Dewan Pers, Ratna Komala, saat dihubungi Selasa (7/5/2019).
"Karena saat itu Pak Wiranto kan bicara dalam konteks media sosial juga, jadi harus diperjelas. Kalau media pers bisa ditutup, diberedel, kita kembali ke zaman Orde Baru di mana pers bisa disensor dan diintervensi," kata Ratna.
Ratna menyebut media pers telah memiliki regulasi dan hukum tersendiri yang mengatur kebebasan berpendapat.
Oleh karena itu, Wiranto tidak bisa sembarangan melakukan penutupan media pers jika media pers juga termasuk dalam media yang dimaksud dalam pernyataannya.
"Aturannya jelas, Dewan Pers dan komunitas pers mengatur dirinya sendiri, meregulasi dirinya sendiri, membuat peraturan yang dibutuhkan terkait kebebasan berpendapat. Jadi Pak Wiranto harus mengklarifikasi, tidak bisa main tutup kalau untuk pers," ujarnya.
Baca juga: Dewan Pers Minta Wiranto Klarifikasi soal Ancaman Menutup Media
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meluruskan pernyataan Wiranto terkait rencana penutupan media yang dikatakannya beberapa waktu lalu.
Moeldoko menyebut, media yang dimaksud oleh Wiranto adalah media yang tidak kredibel.
"Sebenarnya, arah yang dituju Menko Polhukam adalah terhadap akun-akun atau media yang abal-abal, yang sungguh-sungguh meresahkan. Itu memang perlu dipertimbangkan ya," kata Moeldoko, Selasa (7/5/2019).
Ia justru menyampaikan Wiranto selama ini mengapresiasi media mainstream yang sudah menunjukkan dedikasi tingginya bagi negara.
"Menko Polhukam justru membela para media mainstream yang sudah sungguh-sungguh bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi bagi bangsa dan negara," ujarnya.
Baca juga: Ini Penjelasan Istana soal Pernyataan Wiranto Ancam Tutup Media di Indonesia
Sebagai pembuat pernyataan, Wiranto mengklarifikasi maksud dari kalimat yang ia sampaikan. Menurut dia, media yang ia maksud adalah media-media sosial yang melakukan pelanggaran hukum, bukan media pers atau media mainstream.
"Tapi kalau medsos, ujaran kebencian, cemoohan, fitnah, bahkan ajakan-ajakan untuk memberontak kita biarkan, bagaimana wajah Indonesia? Kalau akun-akun yang tidak jelas juntrungannya itu kemudian membakar masyarakat, membuat takut masyarakat, membuat masyarakat khawatir, mengancam masyarakat, masa kita biarkan," ujar Wiranto.
“Inilah yang kemudian saya katakan pemerintah tidak akan segan-segan menutup itu, men-take down dan sudah kita laksanakan," lanjutnya.
Sumber: Kompas.com (Ihsanuddin, Fabian Januarius Kuwado)