JAKARTA, KOMPAS.com - Terduga teroris pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi berinisial EY memiliki beberapa peran sekaligus.
Selain sebagai pemimpin JAD Bekasi, EY juga berperan sebagai penyandang dana. Uang tersebut ia peroleh dari toko jual beli telepon seluler yang ia miliki.
"Pertama perannya dia juga sebagai penyandang dana," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019).
Selain itu, EY merupakan atasan dari pimpinan jaringan JAD Lampung berinisial SL alias Abu Faizal. SL ditangkap di Bekasi, pada Sabtu (4/5/2019).
Baca juga: Polisi Tangkap Dua Terduga Teroris Kelompok JAD Bekasi
EY juga mengajarkan anggota lain di kelompok JAD Bekasi dan JAD Lampung merakit bom.
Menurut Dedi, bom yang mereka rakit berjenis high explosive atau berjenis kekuatan besar.
Peran lain EY adalah merekrut anak muda untuk menjadi anggota jaringannya.
"Dia sebagai mentor juga. Dia juga merekrut anak-anak muda untuk bergabung di dalam kelompok JAD Bekasi," ungkapnya.
Sebelumnya, EY ditangkap di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, yang ditangkap pada Rabu (8/5/2019).
Baca juga: Pimpinan JAD Bekasi Gunakan Penghasilan Toko Selulernya untuk Biayai Jaringan
Dari EY, polisi menyita dua bom pipa yang sudah jadi, pisau, serta bahan dan alat pembuat bom lainnya.
Selain EY, polisi juga menangkap anak buahnya yang berinisal YM di daerah Rawalumbu, Kota Bekasi, di hari yang sama.
Polisi menyita barang bukti dari YM berupa laptop, telepon genggam, serta remote control pemicu bom.