Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Refleksi Politik dari India dan Perancis

Kompas.com - 09/05/2019, 15:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan jumlah pengangguran muda yang meningkat drastis, di mana penduduk India lebih dari 65 persen kelompok muda (di bawah umur 35 tahun), pamor Modi semakin meredup.

Alasan selanjutnya adalah ketidakpuasan publik atas pengelolaan isu kasta. Di mana kasta pendukung utama Modi berbalik arah karena ada perlakuan yang merugikan pada aspek ekonominya. Bahkan tanah ulayat milik mereka diubah menjadi tanah publik untuk pembangunan tanpa ganti rugi yang memadai.

Ketidakpuasan mereka tersebut terlampiaskan di kotak suara di tiga negara bagian yang menjadi basis utama Partai BJP.

Di Indonesia, isu agama bisa berbalik memangsa Jokowi jika tidak mampu dikelola dengan baik melalui kebijakan-kebijkan distribusi kesejahteraan yang lebih adil.

Tak bisa dimungkiri, selama ini Jokowi acap kali dipertentangkan dengan isu agama, mulai dari kriminalisasi ulama, membela penista agama, pembubaran ormas keagamaan, dan lain-lain.

Kemudian, penyebab lainnya adalah makin kukuhnya dinasti Nehru di bawah kepemimpinan Rahul Gandhi dalam mengelola Partai Kongres. Sehingga Partai Kongres mampu memenangi pemilu di tiga Negara bagian utama tersebut.

Bahkan yang mengejutkan, tidak ada analis politik dan hasil survei sebelumnya yang memenangkan partai cicitnya Nehru tersebut. Tapi terbukti, kerja Rahul Gandhi tidak sia-sia.

Dengan gaya kampanye yang energik dan didukung oleh usianya yang masih muda (48 tahun), ganteng, kaya, humble, serta merakyat, maka Partai Kongres berhasil merebut kemenangan yang gemilang di kandang lawan, yang sebelumnya belum pernah dimenangi oleh Partai Kongres.

Konon, pembalikan preferensi pemilih tersebut terjadi dalam masa kampanye tiga bulan saja di mana Rahul berpidato rata-rata dua jam pada 82 kali pertemuan raksasa yang melibatkan jutaan pemilih.

Oleh karena itu, Partai BJP harus segera mengubah taktik kampanyenya untuk dapat bertahan di New Delhi.

Selain India, Jokowi juga layak belajar dari peristiwa terbaru di Perancis. Situasi Prancis saat ini terus diwarnai demonstrasi berkepanjangan.

Menjelang dua tahun berkuasa, Presiden Emmanuel Macron dinilai tidak peduli terhadap warga biasa walau ia diusung Partai Sosialis.

Ia dianggap telah mengkhianati janjinya untuk mereformasi ekonomi dan pasar tenaga kerja. Demonstrasi yang digerakkan oleh orang-orang yang menyebut dirinya sebagai Gilet Jaune atau Rompi Kuning itu digelar sejak 17 November 2018 hingga 12 Januari 2019.

Asal demonstran beragam dan dari hari ke hari kian meluas. Semula hanya para pembayar pajak dari kalangan pekerja (industri) dan kelas menengah, lalu diikuti kaum perempuan, pemuda, dan mahasiswa.

Bahkan data mutakhir menunjukkan bahwa demonstrasi telah melibatkan 282.000 orang dan menyebabkan 10 orang tewas--termasuk polisi, hampir 1.000 terluka, 1.723 ditangkap, dan 1.220 ditahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com