Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kisah Pujon Kidul, Sukses Kelola Dana Desa Hingga Berhasil Tingkatkan PADes

Kompas.com - 08/05/2019, 14:43 WIB
Anissa DW,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Desa Pujon Kidul kini tampil berbeda. Desa seluas 330 hektar (ha) itu saat ini telah menjelam menjadi desa wisata dengan ragam wahana dengan nuansa asri pedesaan.

Di sana pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan, sepeti memerah susu sapi, wisata berkuda, kolam renang anak-anak, kafe sawah, hingga membeli panen hasil pertanian. Tak hanya itu, desa wisata ini juga memiliki banyak spot selfie menarik.

Wisatawan yang berkunjung pun tak sedikit jumlahnya. Rata-rata 3.000 pengunjung saat hari kerja dan 5.000 pengunjung saat hari libur.

Perubahan Desa Pujon Kidul menjadi desa wisata dimulaidengan program inovasi desa, yang awalnya bertujuan untuk mensejahterakan para petani. Dana desa kemudian digunakan untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan menyulap desa menjadi lokasi wisata.

Kepala Desa Pujon Kidul Udi Hartoko mengatakan keputusan mendirikan BUMDes berawal dari hasil pemetaan desa terkait kebutuhan pembangunan desa yang mencapai Rp21 Miliar.

Kebutuhan tersebut menuntut desa untuk memiliki Pendapatan Asli Desa (PADes) yang tinggi, sehingga tak bisa hanya mengandalkan dana desa.

“Tahun 2014 kami lakukan pemetaan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat. Untuk pembangunan fisik saja kebutuhanya Rp21 Miliar,” terang dia.

Berangkat dari permasalahan tersebut, perangkat desa bersama masyarakat kemudian sepakat untuk mendirikan BUMDes untuk meningkatkan PADes.

“Proses itu kami sampaikan kepada masyarakat, kita ajak masyarakat berpikir. Kalau hanya mengandalkan dana desa, kita butuh waktu lama, 21 tahun,” ungkap Udi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/5/2019).

Berhasil tingkatkan PADes

Keputusan itu pun berdampak positif serta menghasilkan multiplier effect yang merambah ke berbagai sektor. Efeknya, kesejahteraan seluruh warga desa di Pujon Kidul meningkat tajam.

Udi mengatakan BUMDes yang dia kelola telah berhasil meningkatkan PADes hingga lebih dari Rp 1,3 Miliar pada tahun 2018. Padahal sebelumnya, PADes pujon kidul hanya berkisar Rp 30-40 juta per tahun.

“Tahun 2011, saat saya baru menjadi Kepala Desa. PADes kami hanya berkisar antara Rp20-30 juta per tahun. Ada peningkatan signifikan ketika kita mulai mengelola dana desa, ” ujarnya.

Udi mengatakan prinsipnya dalam mengembangkan BUMDes tak hanya untuk meningkatkan omzet dan PADes. Menurutnya, yang terpenting BUMDes dapat memberikan dampak luas kepada aktivitas ekonomi masyarakat.

Sejak berdirinya desa wisata itu, masyarakat memiliki ragam usaha tambahan, seperti homestay, sewa kuda, wisata pertanian, wisata ternak, dan sebagainya.

“Jangan sampai BUMDes besar, masyarakat tidak bergerak. Jangan sampai jalan lurus, bagus, tetapi urbanisasi masif, kemiskinan tidak menurun, pengangguran juga demikian,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com