JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan masih bergabung dengan Koalisi Adil Makmur yang mengusung pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
"Kita tetap berada di barisan Koalisi Indonesia Adil Makmur karena memang kita kan punya kontrak politik yang ditandatangani ketika mengusung Prabowo-Sandi dan kita sampaikan ke KPU," ujar Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Sabtu (4/5/2019).
Eddy menjelaskan, pada lima tahun yang lalu, partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), termasuk PAN, memutuskan untuk tetap berada di koalisi.
Baca juga: PAN Akan Terapkan Sanksi untuk Kader yang Beda Dukungan Politik
Seusai Pilpres 2019 ini, lanjutnya, Prabowo akan kembali mengajak partai-partai koalisi untuk membicarakan apakah masih tetap bersatu dalam satu koalisi atau tidak hingga Pemilu 2024.
"Lima tahun lalu, Pak Prabowo mengumpulkan koalisinya dan menanyakan bagaimana kelanjutan KMP. Pada saat itu, hasil diskusinya ya tetap berjalan melalui payung KMP. Jadi, nanti akan ada pembicaraan serupa di antara partai koalisi, apapun hasil Pemilu 2019 nanti," ungkapnya kemudian.
Untuk sementara ini, tutur Eddy, PAN fokus pada evaluasi dan penghitungan suara Pileg maupun Pilpres 2019. Seluruh kader diminta untuk fokus pada kedua hal tersebut dan tidak membicarakan soal koalisi.
"Sementara kita fokus dulu apa yang ada di depan kita. Pekerjaan yang masih kita tangani sehingga energi kita sekarang berfokus di sana (Pileg dan Pilpres)," tegas Eddy.
Sebelumnya, Ketua Mahkamah Partai Amanat Nasional (PAN) Yasin Kara mengakui pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo bisa membuka peluang partainya bergabung kembali dengan kubu capres petahana.
"Membuka diri, kita tetap membuka diri. PAN partai paling rasional yang pernah ada. Bisa bergabung (ke Jokowi), bisa tidak," kata Yasin di Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
Baca juga: Kata Wasekjen PAN soal Pertemuan AHY dan Jokowi
Menurut Yasin, arah koalisi PAN ke depan akan tergantung dengan evaluasi internal pasca-Pemilu 2019 usai.
Jika dalam evaluasi tersebut PAN dinilai sudah cocok bersama koalisi parpol pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, maka PAN akan mempertahankan posisinya.
Namun, jika posisi PAN dinilai sudah tidak cocok di sana, maka bisa jadi PAN kembali mengalihkan dukungan dan bergabung dengan koalisi Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.