Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Anung: Bayangan Sistem Pemerintahan Kuat Sudah di Depan Mata

Kompas.com - 03/05/2019, 16:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski rekapitulasi suara masih menunggu pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun hasil Pemilu 2019 sedikit banyak sudah tergambar dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Konfigurasi kekuatan partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin ke depan juga sudah mulai tergambar.

"Sebenarnya kalau dilihat dari hitung-hitungan, sudah ada kan PDI Perjuangan itu dapat berapa, Golkar dapat berapa dan sebagainya," ujar anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Pramono Anung, saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Baca juga: Istana Ingin Kekuatan Koalisi Jokowi di Parlemen Capai 80 Persen

 

Berdasarkan hitung cepat itu pula, partai politik pendukung pemerintah diprediksi akan memiliki porsi di atas 50 persen di parlemen.

Dengan gambaran itu, lanjut Pramono, sebenarnya cita-cita di dalam mewujudkan suatu pemerintahan yang kuat sudah berada di depan mata.

"Apakah sudah lebih dari 50 persen atau belum? Ternyata sudah kan. Sehingga bayangan terhadap sistem pemerintahan yang kuat sudah di depan mata, karena presiden beserta parpol pendukung utamanya berada di koalisi yang sama," ujar Pramono.

Baca juga: Pemerintahan Jokowi Diharapkan Lebih Maju soal Rencana Pindah Ibu Kota

 

Lantas, apa Jokowi-Ma'ruf masih berupaya menambah kekuatan di parlemen? Pramono menegaskan, keputusan itu ada pada capres dan cawapres yang diusung.

"Apakah kemudian ada tambahan atau enggak? Itu kewenangan sepenuhnya ada di Pak Presiden," ujar Pramono.

Ia menekankan, politik bersifat dinamis sehingga potensi penambahan di barisan parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf ke depan, terbuka lebar.

Baca juga: Waketum PAN: Komitmen Kami di Koalisi Prabowo-Sandi Hanya Sampai Pilpres

 

Pertemuan-pertemuan antara Jokowi dengan tokoh-tokoh politik pun salah satunya demi penjajakan itu.

Setelah bertemu Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono Kamis kemarin, Pramono meyakini, Jokowi juga akan bertemu dengan sejumlah tokoh politik lain.

"Politik itu kan dinamis, selalu bergerak. Mungkin tidak hanya hanya berhenti pada Mas AHY saja, mungkin juga yang lain-lain," ujar Pramono.

Kompas TV Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma’ruf, Usman Kansong menyatakan pertemuan Komandan Kogasma Partai Demokrat, AHY dengan Presiden Jokowi bisa diartikan sebagai bentuk komunikasi dan silaturahim. Usman menambahkan pertemuan itu masih jauh jika dikaitkan dengan pembentukan koalisi dengan Partai Demokrat. #AgusHarimurtiYudhoyono #JokoWidodo

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com