Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lulung Diteriaki Pendukung Prabowo Saat Kampanye Pileg

Kompas.com - 02/05/2019, 13:36 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon legislatif DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) Abraham Lunggana atau Lulung menceritakan pengalamannya ketika berkampanye untuk Pemilihan Legislatif 2019.

Lulung mengaku pernah diteriaki pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Padahal, dia juga merupakan pendukung Prabowo-Sandi dan berasal dari PAN yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Adil Makmur.

"Waktu itu suatu hari, ada nih di wilayah Jakarta Utara. Saya belum sambutan, sudah ditolak tuh saya, diteriakin," ujar Lulung ketika dihubungi, Kamis (2/4/2019).

Baca juga: Lulung Yakin PAN Akan Raih 10 Kursi di DPRD DKI Berkat Dirinya

Dia meyakini orang yang meneriakinya adalah pendukung Prabowo-Sandi. Sebab orang tersebut berteriak sambil mengangkat dua jari yang sering jadi simbol dukungan untuk Prabowo-Sandiaga.

Rupanya, banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa Lulung sudah pindah partai. Untuk diketahui, sebelumnya Lulung merupakan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Itu Haji Lulung dari PPP. Jangan didukung, ngapain dia di situ," ujar Lulung mengulang teriakan orang tersebut.

Adapun, PPP dalam Pemilu 2019 ini merupakan partai pendukung Jokowi-Ma'ruf. Lulung pun menjelaskan kondisinya ketika mendapat kesempatan sambutan. Dia menjelaskan kepada warga bahwa sudah pindah ke PAN.

Sebab dia sudah dipecat oleh DPP PPP dari jabatannya sebagai ketua DPD PPP DKI Jakarta ketika itu. Lulung mengatakan, orang tersebut langsung meminta maaf kepadanya setelah mendengar penjelasan itu.

"Kata saya 'Iya enggak apa-apa, kan sampeyan belum tahu. Tapi lain kali enggak boleh teriak-teriak gitu. Kalau teriak-teriak gitu sampeyan provokasi'," ujar Lulung.

Lulung mengakui perjuangannya dalam Pileg kali ini lebih berat dari sebelumnya. Sebab dia maju dengan menggunakan kendaraan partai yang berbeda.

Selain itu, dia juga belum pernah mengikuti Pileg untuk tingkat DPR RI. Lulung sebelumnya adalah anggota DPRD DKI Jakarta selama dua periode.

Baca juga: Pindah Partai Lalu Jadi Caleg DPR, Lulung Yakin Lolos ke Senayan

Lulung menyiasati kondisi tersebut dengan cara memperbanyak blusukan. Tujuannya agar masyarakat mengetahui dia bukan caleg DPRD DKI dan bukan di PPP lagi.

"Jadi memang saya itu programnya adalah kemarin turun tiap hari ke lapangan, blusukan," kata dia.

Dia pun memprediksi berhasil lolos dalam Pileg ini. Adapun, dia merupakan caleg DPR dari daerah pemilihan Jakarta III.

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno masih mempertimbangkan lokasi penampungan sementara untuk pedadang di Tanah Abang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com