Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munawir Aziz
Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, Penulis Sejumlah Buku

Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, menulis buku Bapak Tionghoa Nusantara: Gus Dur, Politik Minoritas dan Strategi Kebudayaan (Kompas, 2020) dan Melawan Antisemitisme (forthcoming, 2020).

Nobel Perdamaian untuk Diplomasi Perdamaian NU-Muhammadiyah, Mungkinkah?

Kompas.com - 30/04/2019, 20:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“... Mengimbau kepada pemerintah Tiongkok untuk membuka diri dengan memberikan penjelasan yang sebenarnya mengenai keadaan masyarakat Uighur, dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga internasional untuk mengatasi berbagai masalah dan tindakan yang bertentangan dengan kemanusiaan,” demikian pernyataan yang disampaikan Ketua Umum Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir pada 19 Desember 2018. 

Muhammadiyah juga mendesak PBB dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk menindaklanjuti kasus Uighur, seraya mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan internasional. Muhammadiyah menyatakan pula siap untuk menggalang dukungan kemanusiaan dan material untuk perdamaian.

Selain krisis muslim Uighur, Muhammadiyah pun bersikap lantang dalam kasus-kasus kemanusiaan di Timur Tengah, di antaranya kasus-kasus yang terjadi di Suriah, pada awal 2018.

Nobel Perdamaian, mungkinkah?

Dari jejak panjang NU dan Muhammadiyah dalam diplomasi perdamaian ini, Pusat Studi Keamanan UGM merekomendasikan Nobel Perdamaian untuk dua organisasi besar ini.

Tentu saja, Nobel Perdamaian bukan tujuan utama, karena pengabdian kemanusiaan merupakan inti nilai-nilai kemaslahatan yang dikembangkan NU dan Muhammadiyah. Namun, Nobel Perdamaian menjadi simbol betapa perjuangan kedua organisasi ini berdampak dan bermakna di level internasional.

Langkah panjang dan jangkauan diplomasi kebudayaan yang diselenggarakan NU-Muhammadiyah menjadi jalur penting untuk melengkapi diplomasi internasional yang dikembangkan Pemerintah Indonesia. Kedua jalur diplomasi, yakni diplomasi resmi pemerintah dan diplomasi melalui ormas (second track diplomation), harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

Seusai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini, tantangan-tantangan diplomasi perdamain masih menanti NU dan Muhammadiyah, di panggung internasional. Juga, pemerintahan yang akan datang, dengan formasi kabinet yang diharapkan lebih segar, haruslah dapat menampilkan kinerja lebih baik untuk menempatkan Indonesia sebagai juru damai konflik-konflik di berbagai kawasan dunia.  

Tentu saja, ini bukan hal sederhana, bukan hal mudah. Akan tetapi, kita memiliki nilai-nilai, tokoh-tokoh, infrastruktur, dan dukungan dari perangkat kebudayaan yang memungkinkan Indonesia menjadi aktor kunci diplomasi perdamaian di level internasional. Bukankah begitu? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com