Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Pemindahan Ibu Kota pada Era Soekarno dan Sebelumnya..

Kompas.com - 30/04/2019, 18:54 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wacana pemindahan ibu kota kembali mengemuka selepas Presiden Joko Widodo melakukan rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019).

Tentunya pemindahan ibu kota membutuhkan persiapan yang matang, sehingga dapat menjadi pusat pemerintahan sesuai yang direncanakan.

Sebenarnya, pemindahan ibu kota pernah dilakukan oleh pemerintah dari Jakarta ke Yogyakarta pada Januari 1946.

Situasi yang tak menentu menjelang Agresi Militer Belanda menyebabkan ibu kota harus segera diselamatkan. Barulah setelah dirasa aman, ibu kota dikembalikan ke Jakarta.

Dalam perkembangannya, Soekarno ternyata punya pemikiran untuk kembali memindahkan ibu kota. Kali ini pertimbangan Soekarno bukan dari faktor keamanan dan keselamatan, melainkan menunjukkan kota-kota lain yang patut dimanfaatkan sebagai ibu kota negara.

Pada waktu itu, beberapa kota direkomendasikan menjadi tujuan, salah satunya adalah Palangkaraya atau Samarinda pada 1950-an. Namun, sampai saat ini Jakarta masih menjadi lokasi yang belum tergantikan.

Soekarno menilai, tak ada kota lain yang punya identitas seperti Jakarta yang menjadi wadah tumbuhnya nasionalisme di Indonesia. Sebab, di Jakarta banyak kisah monumental bersejarah bangsa, perjuangan hingga berkibarnya Merah Putih.

Munculnya bangunan-bangunan seperti Monumen Nasional (Monas), komplek Senayan dan Gelora Bung Karno (GBK) menjadi bukti Soekarno tetap mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota negara.

Baca juga: INFOGRAFIK: Kriteria Daerah yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Baru

Melirik Palangkaraya

Tugu Soekarno, tempat Presiden Soekarno meresmikan pembangunan Kota Palangka Raya pada 17 Juli 1957. Monumen terletak di jantung Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Foto karya Markurius S yang masuk dalam 10 nominator berdasar like terbanyak di Facebook.MARKURIUS S Tugu Soekarno, tempat Presiden Soekarno meresmikan pembangunan Kota Palangka Raya pada 17 Juli 1957. Monumen terletak di jantung Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Foto karya Markurius S yang masuk dalam 10 nominator berdasar like terbanyak di Facebook.

Pada 1950-an, ada wacana Soekarno melirik daerah di Kalimantan Tengah sebagai ibu kota negara. Langkah ini dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pembangunan awal Kota Palangkaraya yang secara simbolis diperlihatkan dengan pembangunan tugu peringatan.

Tugu Soekarno itu diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 17 April 1957. Presiden pertama RI ini sebenarnya tak berencana secara langsung memindahkan ibu kota, melainkan membagi beban Jakarta kepada kota ini. Soekarno juga ingin menampilkan wajah-wajah baru Indonesia kepada dunia.

Kalimantan juga mempunyai lokasi strategis, karena bebas dari pusat gempa. Setelah pemantapan lokasi tersebut, belum ada kelanjutan mengenai prosesi pemindahan.

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 25 Januari 1997, Soekarno ternyata juga mempunyai visi bahwa sebaiknya ibu kota baru berada di luar Jawa, khususnya di Indonesia bagian timur. Ada banyak keuntungan positif untuk itu.

Beberapa kontraktor dari Rusia sudah datang ke Kota Palangkaraya dan membangun jalan besar menuju Kotawaringin. Namun nampaknya ini belum bisa dijadikan realisasi dari Soekarno tersebut.

Pemerintah ketika itu masih mempertimbangkan banyak hal untuk melakukan rencana ini terutama adalah kesiapan dan biaya yang besar.

Namun pergeseran kepemimpinan dari Soekarno ke Soeharto, rencana ini masih belum terealisasi.

Baca juga: 4 Hal Ini Akan Terjadi pada Jakarta jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Bandung pernah jadi tujuan

Ternyata rencana pemindahan ibu kota juga pernah terjadi ketika Belanda masih mengusai Nusantara. Ketika itu, Batavia yang menjadi sentral administrasi pemerintahan akan dipindahkan ke Bandung.

Dikutip dari Harian Kompas yang terbit pada 10 Februari 1993, Bandung telah dipersiapkan secara detail, Gubernur Jenderal Johan Paul van Limburg Stirum telah mempersiapkan semuanya.

Markas besar tentara KNIL juga telah dipersiapkan di Bandung. Pihak kolonial juga membangun satu kompleks pusat perkantoran pemerintah, plus perumahan pejabatnya.

Pembangunan ini diarsiteki oleh J Gerber dari Gemeentelijk Bouwbedrijf (Dinas Bangunan Kota) ini cuma kantor untuk Departement Verkeer en Waterstaat, yang kalau di kita sekarang adalah Departemen Pekerjaan Umum.

Selain itu dibangun pula Hoofdbureau PTT (kantor pusat Post Telefoon en Telegraaf), di samping 600 rumah dinas pejabat, yang sampai kini masih dimanfaatkan warga kota Bandung. Terdapat lagi hasil karyanya, yaitu rumah dinas Gubernur Jenderal di tebing de Grootweg (Jalan Siliwangi sekarang).

Perusahaan kereta api SS (Staatsspoor en Tramwegen) juga meresmikan jalurnya ke berbagai kota lain melewati yang berpusat di kota ini.

Selain itu, Belanda selalu membangun ”rencana cadangan”, termasuk kota kedua sebagai penyangga kota utama. Misalnya, Buitenzorg atau Bogor menjadi salah satu tempat kerja gubernur jenderal selain Batavia.

Kota-kota dataran tinggi itu lebih disukai orang Eropa karena sejuk. Hal serupa dibangun di tempat lain seperti Kota Malang yang menjadi tempat ”pelarian” warga Surabaya dan Kota Salatiga serta Ambarawa dan Magelang bagi penduduk Kota Semarang.

Namun rencana ini semua gagal, karena pemerintah kolonial waktu itu lalu sibuk memperkuat pertahanannya karena mencium rencana Jepang menyerbu Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com