Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPN Sebut Sayembara Rp 100 Miliar Gampangkan Proses Demokrasi

Kompas.com - 30/04/2019, 06:20 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferry Mursyidan Baldan, menilai sayembara pembuktian kecurangan kubu 01 menggampangkan proses demokrasi dan tidak mendidik.

Sayembara dengan hadiah uang senilai Rp 100 miliar itu ditujukan bagi mereka yang selama ini menuding paslon 01 melakukan kecurangan terkait perolehan suara dalam Pemilu 2019.

"Tawaran Rp 100 miliar itu menurut saya, orang yang menggampangkan proses demokrasi," kata Ferry saat ditemui di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2019).

Baca juga: Viral Pendukung Jokowi Gelar Sayembara Rp 100 Miliar, Ini Tanggapan TKN

"Saya ingin menyampaikan, kalau kecurangan Rp 100 miliar apa ini? Itu bisa dibilang sangat tidak mendidik," imbuh dia.

Ferry berpandangan, orang yang melakukan sayembara tersebut ingin "menyelimuti" kecurangan yang ada dengan imbalan uang.

Ia juga menilai bahwa orang yang menawarkan sayembara tersebut tidak memiliki formulir C1. Ferry menuturkan, data dugaan kecurangan yang mereka kumpulkan selama ini bukan demi hadiah semata.

Baca juga: Dorong Pansus Kecurangan Pemilu, Fadli Yakin Tak Ganggu Pembahasan RUU

Mantan politisi Partai Nasdem ini mengingatkan bahwa manipulasi suara dapat dijerat hukum.

"Itu muncul dari justru orang yang tidak punya data C1. Kita punya C1 dengan catatan kecurangannya kan bukan untuk memenangkan sayembara, kita ingin menegakkan pemilu yang jurdil," tutur dia.

Ferry juga mempertanyakan darimana asal uang sebesar itu sebagai hadiah sayembara.

Baca juga: Wiranto Tegaskan Tak Perlu Tim Pencari Fakta Kecurangan Pemilu

 

"Ada tidak Rp 100 miliar, coba tunjukkan, siapa ketua panitianya, kalau ketua panitianya harus punya pendapatan Rp 1 triliun, baru kita percaya mereka mau mewakafkan Rp 100 miliar," ungkapnya.

Sebelumnya, sebuah video beredar di media sosial menyebutkan adanya sayembara yang digelar pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan hadiah uang senilai Rp 100 miliar.

Baca juga: Ketua DPP Gerindra Sebut Pembentukan Pansus Kecurangan Pemilu Tunggu Usulan Fraksi-fraksi

Video dan informasi tentang sayembara ini banyak dibagikan akun-akun di media berbagai platform media sosial.

Sayembara itu ditujukan bagi mereka yang selama ini menuding paslon 01 melakukan kecurangan terkait perolehan suara dalam Pemilu Serentak 2019.

Mereka mengaku telah menyiapkan dana senilai Rp 100 miliar jika kubu 01 terbukti secara hukum berbuat curang.

Baca juga: Soal Usul TPF Kecurangan Pemilu, BPN Sebut Kubu 01 dan 02 Bisa Terlibat

Dikutip dari Tribunnews, video itu disiarkan langsung dari akun YouTube Ridwan Gani pada Minggu (28/4/2019).

Uang tersebut merupakan titipan dari para pengusaha muslim yang jengah dengan tuduhan-tuduhan curang yang dilontarkan kubu Prabowo-Sandi kepada Jokowi-Ma’ruf.

Kompas TV Dua kubu pendukung Calon Presiden seusai Pilpres saling mengkaim menjadi korban kecurangan dari pihak lawan. KPU sendiri telah mengatakan Pemilu kali ini berjalan transparan dan siapa saja bisa mengawasi bagaimana mengawal jalannya proses penghitungan suara yang berlangsung. KompasTV akan membahasnya bersama direktur saksi TKN Jokowi-Ma'ruf Amin Lukman Edy dan juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga Andre Rosiade. #tkn #bpn #kpu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com