JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menilai, para petugas maupun relawan perlu mendapatkan waktu istirahat yang cukup selama proses penghitungan suara Pemilu 2019.
Menurut Sandiaga, jangan sampai korban berjatuhan karena mengejar tenggat waktu.
"Jadi saya meyakini bahwa proses ini, secara fundamental harus ada kesempatan bagi para relawan, para petugas, para saksi untuk break dulu," kata Sandiaga saat ditemui di Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2019).
Baca juga: Tinjau Penghitungan Suara di Senen, Ini Pesan Sandiaga untuk Para Relawan
"Karena sangat melelahkan, kita jangan membiarkan dari sisi untuk mengejar tayang gitu. Kejar deadline, kita akhirnya mengorbankan lebih banyak lagi para petugas, para saksi, yang jatuh sakit atau malah wafat. Ini sangat memprihatinkan kita semua," lanjut dia.
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, break yang dimaksudnya bisa diaplikasikan pada pembatasan jam kerja.
Dengan demikian, para petugas maupun relawan dapat memperoleh waktu istirahat yang cukup sehingga mencegah jatuhnya lebih banyak korban.
Baca juga: Sandiaga: Partai Koalisi Solid, Katanya Ada Berita yang Dipelintir di Luar Sana...
"Mungkin dari jamnya, tadi diberitahu di Senen dari jam 10 sampai jam 10. Kemarin di Surabaya dari jam 9 sampai jam 12, mungkin ada jeda yang cukup. Sehingga bisa rehydrated, mereka rehidrasi diberikan istirahat yang cukup, sehingga tidak jatuh korban," ujar dia.
Terakhir, jumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia bertambah menjadi 272 orang. Selain itu, sebanyak 1.878 anggota KPPS dilaporkan sakit.
Angka ini mengacu pada data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sabtu (27/4/2019) malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.