Namun, mungkinkah Prabowo akan luluh hatinya karena sanjungan itu? (Baca selengkapnya)
3. Gunakan Aplikasi agar Salah Input Tidak Jadi Tragedi
Proses perhitungan dan rekapitulasi suara Pemilu Serentak 2019 secara manual ini membutuhkan waktu 35 hari. Hal itu karena melibatkan segudang kertas fisik sebanyak 800 ribu lebih formulir C1 dan ratusan juta surat suara.
Walhasil, tulis Kompasianer Iskandarjet, selama itu pula kita menghadapi kisruh berulang bernama kesalahan input yang menjadi tragedi bagi pemilu itu sendiri.
"Mustahil proses yang lama ini hanya menghasilkan sekali kesalahan. Pasti berkali-kali. Dan ini menjadikannya tragedi," tulisnya.
Satu-satunya solusi untuk mengatasi lambat dan lamanya penghitungan suara adalah dengan menggunakan aplikasi.
Idealnya aplikasi-aplikasi canggih itu tidak mampu menyaingi kecanggihan aplikasi input suara yang dibuat oleh KPU. (Baca selengkapnya)
4. Adakah Harapan Kita pada Legislator Terpilih 2019?
Rasa-rasanya pemilihan legislatif kali ini kurang mendapat perhatian lebih oleh masyarakat. Akan tetapi, biar bagaimanapun 575 Anggota DPR dan 136 anggota DPD akan lolos ke Senayan tahun ini.
Para legislator itu kelihatannya akan mewakili hanya sembilan partai politik jika merujuk pada hasil hitung cepat beberapa lembaga survei.
Harapan yang pertama ditulis oleh Kompasianer Almizan yaitu dapat meminimalisir karut marut proses pencalonan presiden dan wakil presiden 2024.
UU Pilpres kita yang sekarang, lanjutnya, menutup rapat pintu Paslon independen.
"Baik Capres maupun Cawapres wajib diusulkan oleh partai politik dan/atau koalisi partai politik," tulisya.
Selain itu, Parpol dan/atau koalisi Parpol pengusung Capres/Cawapres harus memenuhi ambang batas Presidential Threshold (PT) yang relatif sangat tinggi untuk dapat mengajukan Paslon Pilpres. (Baca selengkapnya)
5. Beda Nasib Nasdem dan Perindo