JAKARTA, KOMPAS.com - Keengganan untuk melakukan tes kesehatan disinyalir menjadi salah satu penyebab sejumlah anggota Polri gugur saat bertugas mengamankan Pemilu 2019.
"Sebagian besar anggota polisi yang meninggal karena keengganan dia melakukan general check up, akibatnya sebagian besar terserang jantung," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2019).
Meski tidak mengadakan pemeriksaan secara khusus jelang pemilu, Polri menyediakan tes kesehatan secara berkala. Tes tersebut, kata Dedi, penting untuk memonitor kondisi kesehatan anggota.
Namun, dari pengalamannya sendiri, Dedi mengaku kesibukan di lapangan sering kali membuat anggota Polri tak sempat untuk melakukan tes kesehatan tersebut.
"Permasalahan di lapangan itu, ini pengalaman saya juga, ketika sudah masuk jadwalnya kesehatan, karena alasan padatnya tugas itu, jarang mau kita lakukan," ungkapnya.
"Teman saya sendiri, jarang mau melakukan itu, padahal itu penting untuk mengevaluasi bagaimana kondisi kesehatan kita dalam satu semester," sambung dia.
Baca juga: [UPDATE] Anggota Polri yang Gugur Saat Amankan Pemilu 2019 Jadi 18 Orang
Selain tes kesehatan, Dedi menambahkan bahwa personel Polri diberikan bekal kesehatan dalam sebuah operasi, seperti obat dan vitamin.
Hingga Jumat (26/4/2019), jumlah anggota Polri yang gugur saat pengamanan Pemilu 2019 sebanyak 18 orang,
Seluruh anggota Polri yang gugur menerima kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dan mendapatkan tunjangan.