Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Johar Arief

Produser Program Talk Show Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Wartawan dan saat ini produser program talk show Satu Meja The Forum dan Dua Arah di Kompas TV ? Satu Meja The Forum setiap Rabu pukul 20.00 WIB LIVE di Kompas TV ? Dua Arah setiap Senin pukul 22.00 WIB LIVE di Kompas TV

Drama Politik Pascapilpres

Kompas.com - 24/04/2019, 15:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


DRAMA pemilu pascapemungutan suara 17 April 2019 belum berakhir. Setelah selesai hitung cepat (quick count) yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei, fokus perhatian kini tertuju pada proses penghitungan suara riil (real count) yang dilakukan oleh KPU.

Penghitungan suara riil oleh KPU dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi Penghitungan Suara atau Situng yang bisa dipantau pada laman KPU.

Situng dinilai mampu menjamin transparansi penghitungan suara karena menyajikan hasil pemindaian formulir C1 yang merupakan basis input data perolehan suara yang diprosesnya.

Dengan aplikasi ini, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan bisa mengawasi proses real count yang dilakukan KPU.

Hingga Selasa (23/4/2019) pukul 18.45 WIB, penghitungan suara tingkat nasional untuk pemilihan presiden yang telah diproses Situng mencapai 22 persen (179.216 dari 813.350 TPS) dengan hasil 55,2 persen suara (18.700.203 suara) untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, dan 44.8 persen suara (15.178.887 suara) untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02.

Penghitungan suara riil oleh KPU kini menjadi hal yang sangat krusial dan menentukan. Hal ini menyusul perbedaan sikap dari kedua pasangan calon presiden terhadap hasil hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei.

Seperti diketahui, hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei menyatakan keunggulan pasangan calon nomor urut 01 dengan perolehan berkisar 54-55 persen suara atas pasangan calon nomor urut 02 dengan perolehan berkisar 44-45 persen suara.

Meski mengakui validitas hitung cepat, capres nomor urut 01, Joko Widodo, dalam wawancara dengan Kompas TV, menyerukan masyarakat untuk tetap menunggu hasil resmi penghitungan suara yang akan diumumkan KPU pada 22 Mei 2019 mendatang.

Sementara capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang tidak mempercayai hasil hitung cepat dari lembaga-lembaga survei, meminta para pendukungnya untuk mengawal proses penghitungan suara riil yang dilakukan KPU.

Profesionalisme, akuntabilitas, dan transparansi dari proses real count yang tengah dilakukan KPU kini menjadi penentu babak selanjutnya dari drama Pilpres 2019.

Apakah rakyat Indonesia masih harus melalui “turbulensi” pada babak pilpres selanjutnya? Atau sudah bisa melangkah tenang dan merajut kembali persaudaraan guna menyongsong masa dengan bangsa yang lebih baik.

Bagaimana KPU menjamin akuntabilitas real count, dan bagaimana mengantisipasi berbagai isu yang menyerang profesionalisme KPU untuk mendelegitimasi lembaga penyelenggara pemilu tersebut, akan menjadi bahasan talk show Satu Meja The Forum, Rabu (24/4), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.

Pendelegitimasian KPU

Mantan Ketua MK, Mahfud MD, dalam cuitannya mengatakan dirinya telah mengingatkan KPU bahwa lembaga tersebut akan diserang oleh berbagai isu kecurangan, tidak profesional, memihak, diintervensi, dan sebagainya usai hari pencoblosan.

Menurut Mahfud, kekisruhan yang terjadi disebabkan oleh kurang profesionalnya KPU dalam melaksanakan tugas.

Kekisruhan memang sempat terjadi yang disebabkan ketidakcocokan data pada aplikasi Situng dengan data yang tertera pada hasil pemindaian formulir C1 untuk sejumlah TPS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com