Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

Pemilu 2019 dalam Pusaran Hoaks, Bukti Lemahnya Literasi Digital?

Kompas.com - 23/04/2019, 13:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tak hanya kemampuan membaca, literasi digital juga mencakup kemampuan menulis yang berhubungan dengan informasi yang didapat melalui media berformat digital (internet-based media, website, social media).

Kemampuan dan budaya literasi digital tidak hanya harus dimiliki oleh anak-anak usia remaja, tetapi juga oleh para akademisi bahkan oleh seseorang profesor.

Alan Sokal (profesor fisika di New York University dan profesor matematika di University College London) mengungkapkan, akademisi bergelar tinggi pun dapat tertipu oleh hoaks.

Sokal membuktikannya dengan membuat uji coba berupa sebuah jurnal berjudul Transgressing the Boundaries: Towards a Transformative Hermeneutics of Quantum Gravity (Secor & Walsh, 2004) dan dimuat di In the 46th / 47th edition of Spring 1996, Social Text, sebuah publikasi jurnal terkenal di Amerika Serikat.

Jurnal yang dibuat oleh Sokal itu sebenarnya adalah jurnal yang penuh dengan hoaks. Makalah yang ia tayangkan di Social Text tersebut hanyalah parodi untuk mengejek pemikir postmodern para editor di jurnal publikasi yang menyukai artikelnya.

Apa alasannya? Ternyata, editor Social Text menyukai artikelnya lantaran memiliki kesimpulan yang sesuai dengan ideologi editor, yaitu konten dan metodologi ilmu postmodern memberikan dukungan intelektual yang kuat untuk proyek-proyek politik progresif.

Apa yang telah dilakukan Sokal sampai hari ini sering disebut sebagai bukti bagaimana komunitas akademik pun juga rentan terhadap hoaks.

Jika jurnal publikasi yang dipimpin oleh para ahli saja mudah dikelabui, apalagi orang biasa yang tidak terbiasa meninjau, menguji, hingga memverifikasi sebuah informasi.

Jika dirunut lebih jauh, kurangnya literasi di masyarakat ialah tidak terbiasa untuk berpikir kritis.

Hal ini disebabkan oleh pendidikan di Indonesia juga tidak memberikan ruang untuk kita mengasah kemampuan berpikir kritis.

Ketika di sekolah seluruh kendali ada di tangan guru, misalnya, semua instruksi guru wajib kita ikuti sama persis. Nyaris tidak diberi ruang untuk bereksperimen dengan metode atau cara lain.

Selain itu, sangat jarang tugas di sekolah berupa penelitian atau membuat esai ilmiah dengan kajian literatur. Pelajaran hanya berdasarkan buku di kelas saja, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa nilai adalah tujuan utama yang dikejar.

Hal ini menyebabkan murid tidak memiliki daya inisiatif, daya kritis, dan keberanian dalam memberikan pendapat di muka umum.

Seandainya para pendidik mau menerapkan konsep yang tepat, hasilnya bisa jauh berbeda. Yakni, murid dibebaskan untuk mengeksplorasi secara mandiri agar mengasah kemampuan berpikir kritis. Adapun guru berperan sebagai pengarah dan pembimbing.

Alhasil, ketika siswa diberikan tugas atau permasalahan, mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis, membuat hipotesis, bereksperimen, lalu membuat kesimpulan berdasarkan hasil eksperimen tersebut. Seperti kata Albert Einstein, "Logic will get you from A to Z, imagination will get you everywhere".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com