JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan formulir C1 terkait real count Pemilihan Presiden 2019.
Ia mempertanyakan pernyataan Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Lukman Edy, yang menyebut BPN hanya mengambil sampel TPS yang hasil penghitungannya pasangan 02 menang.
Hal itu disampaikan Lukman menanggapi pernyataan Prabowo bahwa ia unggul dengan meraih 62 persen suara.
Baca juga: Moeldoko Persilakan Pihak yang Curiga Ikut Pantau War Room TKN
"Ini sedang proses sekarang. Jadi mereka nganalisis apa? Wong sedang proses. Jadi ini sedang proses pengumpulan C1. Jadi mereka analisis pakai apa? Enggak pakai data kok pakai analisis," ujar Dahnil di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019).
Menurut Dahnil, BPN akan terus mengawal hasil rekapitulasi penghitungan suara untuk mengantisipasi potensi dugaan kecurangan.
Selain itu, BPN masih mengumpulkan bukti-bukti terkait kecurangan yang ia sebut terstruktur, sistematis, dan masif.
Baca juga: TKN: Real Count BPN Sebagian Besar Ambil Data TPS yang Prabowo-Sandi Menang
"Yang pasti BPN akan terus bekerja memastikan akumulasi suara itu terakumulatif dengan benar. Kemudian kedua fakta-fakta kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif itu bisa kami tampakkan," kata Dahnil.
Sebelumnya, Lukman Edy menyatakan, Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mengambil sampel TPS yang hasil penghitungannya pasangan 02 menang.
Hal itu disampaikan Lukman menanggapi pernyataan Prabowo bahwa ia unggul dengan meraih 62 persen suara.
Ia mengatakan, keanehan itu terlihat dari data BPN yang menyatakan Prabowo-Sandi unggul di Lampung dan DKI Jakarta.
Hal itu, kata Lukman, berbeda dengan hasil quick count sejumlah lembaga survei yang menyatakan Jokowi-Ma'ruf unggul di sana.
Baca juga: TKN Pertanyakan BPN yang Tak Berani Buka-bukaan soal Perhitungan Internalnya
Lukman mengatakan, data BPN yang ia peroleh, suara Jokowi-Ma'ruf di Lampung sebesar 40,91 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 59,09 persen.
Setelah ia telusuri, ternyata hanya data dari 30 TPS yang dimasukkan.
Sementara itu, di data BPN pula, suara Jokowi-Ma'ruf di Jakarta ditulis lebih kecil daripada Prabowo-Sandi.
Padahal, kata Lukman, berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, Jokowi-Ma'ruf unggul.
"Sementara pihak sebelah menyatakan menang di Jakarta. Setelah kami lihat hanya 300 TPS yang dimasukkan. Sekali lagi ini kebohongan kedua," ujar Lukman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.