JAKARTA, KOMPAS.com - Relawan pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin meminta Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membuka secara rinci hasil hitung cepat internalnya.
BPN sebelumnya mengklaim Prabowo-Sandiaga memenangi Pilpres 2019 dengan perolehan suara di atas 60 persen.
Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi for President (Bara JP) Sihol Manulang mengatakan, buka-bukaan hitung cepat BPN itu penting agar masyarakat umum tidak terombang-ambing dalam kesimpangsiuran informasi.
"Dengan demikian masyarakat tidak lagi terombang-ambing dalam persepsi yang tidak jelas," ujar Sihol melalui pesan singkat, Senin (22/4/2019).
Baca juga: TKN: Real Count BPN Sebagian Besar Ambil Data TPS yang Prabowo-Sandi Menang
Apabila BPN membuka hitung cepatnya secara rinci, mulai dari metodologi serta cara pengambilan sampel, masyarakat tentu dapat menilai apakah hasilnya dapat dipercaya atau tidak.
Apalagi, klaim BPN berbanding terbalik dengan hasil hitung cepat seluruh lembaga survei.
Sejumlah lembaga survei menempatkan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan selisih suara antara 8 hingga 10 persen.
Baca juga: Alasan Jokowi Utus Luhut Bertemu Prabowo Seusai Pemungutan Suara
Seluruh lembaga survei tersebut juga siap buka-bukaan secara rinci hasil hitung cepatnya apabila publik meragukannya.
"Sekjen Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi) Yunarto Wijaya itu telah menyatakan, semua anggota yang melakukan quick count Pilpres 2019 bersedia membuka data," ujar Sihol.
"Dengan kesediaan Persepi, maka pihak Prabowo dan Sandiaga hendaknya juga ikut membuka data mentah sekaligus metodologi yang mereka gunakan yang bilang mereka menang 65 persen," lanjut dia.
Baca juga: Moeldoko Persilakan Pihak yang Curiga Ikut Pantau War Room TKN
Selain itu, hasil penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menunjukkan hal yang sama dengan hasil hitung cepat lembaga survei.
Sihol menambahkan, klaim kemenangan BPN dalam Pilpres 2019 itu membuat sebagian publik berpersepsi bahwa hitung cepat lembaga survei adalah produk kebohongan.
"Seyogyanya, para ilmuwan berjalan di depan, laksana memegang obor dalam kegelapan malam. Selanjutnya, biarkan masyarakat menilai dan menentukan sikap sendiri," ujar Sihol.
KPU saat ini tengah melakukan rekapitulasi secara berjenjang hingga 22 Mei 2019. Setelah itu, KPU akan mengumumkan pemenang Pemilu 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.