Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Jokowi Diteriaki "Tukang Bohong" di Grand Indonesia

Kompas.com - 22/04/2019, 10:57 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com — Sebuah video digital dengan logo KompasTV tentang kunjungan Presiden Joko Widodo di Grand Indonesia diedit untuk mendiskreditkan Jokowi dan disebar hingga viral di media sosial.

Dalam video ini terdengar pengunjung GI meneriakkan kata-kata "tukang bohong… tukang bohong…" ke Jokowi, yang tengah melintas. Saat itu, Jokowi juga terlihat ditemani sejumlah anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di depan dan belakangnya.

Namun, KompasTV memberikan klarifikasinya.

Narasi yang beredar

Video kunjungan Jokowi di pusat perbelanjaan Grand Indonesia banyak dibagikan di media sosial. Dari logo dan format narasi yang dibubuhkan, video berdurasi 38 detik itu diketahui berasal dari KompasTV.

Jokowi yang untuk kali pertama tampil di tengah publik setelah Pemilu 2019 pada 17 April mengundang banyak perhatian masyarakat yang sedang di Grand Indonesia, Sabtu (21/4/2019).

Pengunjung yang memadati setiap lantai yang dilewati Jokowi terdengar riuh meneriakkan “tukang bohong, tukang bohong” kepada Jokowi yang sementara ini dinyatakan unggul dalam Pilpres 2019 berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Penelusuran Kompas.com

Video tersebut memang benar berasal dari Kompas TV dan diunggah di akun YouTube, Twitter, juga Instagram milik stasiun televisi itu.

Akan tetapi, video asli yang diunggah tidak terdapat teriakan "tukang bohong" sebagaimana terdapat pada video yang tersebar.

Video asli dari Kompas TV berdurasi lebih panjang, yakni 59 detik.

Dalam video ini, para pengunjung terdengar riuh meneriakkan “presiden, presiden, presiden” kepada Jokowi yang saat itu diketahui akan bertemu dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir, dan Direktur Kreatif Asian Games 2018 Wishnutama Kusbandio.

Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi memastikan video yang beredar di media sosial merupakan hasil editan pihak tidak bertanggung jawab.

"Video yang beredar dengan teriakan itu hasil editan pihak tertentu yang mengambil video digital KompasTV,” kata Rosi kepada Kompas.com Sabtu (21/4/2019).

Rosi pun berharap publik yang menerima video itu bisa membedakan mana yang asli dan mana yang editan.

"Saya berharap publik dapat membedakan mana video asli yang dibuat Kompas TV dan mana hasil editan yang bertujuan tidak baik," ujar Rosi.

Selengkapnya, baca juga: Beredar Video Hoaks Jokowi Diteriaki Tukang Bohong Saat Berada di GI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com