JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera bersyukur suaranya naik sekitar dua persen di Pemilu Legislatif 2019 versi hitung cepat sejumlah lembaga.
Namun, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera merasa kenaikan suara PKS ini bukan disebabkan faktor mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Mardani menilai efek ekor jas dari pencapresan Prabowo lebih banyak dirasakan oleh Partai Gerindra.
"Prabowo secara umum (efeknya) ke Gerindra karena beliau tak hanya ketua umum, tapi juga dewan pembina," kata Mardani kepada Kompas.com, Kamis (18/4/2019).
Baca juga: Beda dengan Prabowo, PKS Percaya Hasil Quick Count
Mardani mengatakan, awalnya partainya ingin mem-branding Sandiaga Uno sebagai cawapres yang diusung PKS.
Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Sandiaga memang bukan kader atau anggota PKS.
Sebelum digandeng Prabowo sebagai cawapres, Sandiaga merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina. Namun, ia mengundurkan diri dari Gerindra agar bisa merepresentasikan seluruh parpol pengusung.
"Kami sebenarnya ingin mengambil efek dari Sandiaga, tapi di lapangan tidak efektif juga," ucap Mardani.
Untungnya, Mardani menyebut bahwa PKS masih memiliki banyak cara lain untuk menjaring suara. Salah satunya adalah program perpanjangan pajak STNK motor gratis dan SIM seumur hidup yang dijanjikan PKS dalam kampanyenya. Mardani menyebut munculnya program ini sudah berdasarkan riset sehingga sesuai keinginan masyarakat.
"Ini buat masyarakat tawaran yang menarik. Karena yang sering kena masalah terkait SIM dan STNK itu mereka. Uang Rp 400.000 untuk perpanjang STNK tiap tahun itu buat mereka besar," kata Mardani.
Baca juga: Suaranya Naik dalam Quick Count, PKS Sebut karena Program STNK dan SIM
Selain karena program, menurut dia, suara PKS juga bisa bertambah karena kinerja caleg dan seluruh kader dan simpatisan yang militan. Menurut dia seluruh kader bekerja keras selama masa kampanye. Faktor lain, ada juga pengaruh gerakan alumni 212 hingga gerakan #2019GantiPresiden.
Pada pileg 2014, PKS meraih 6,79 persen, tetapi kini suara PKS naik ke kisaran 8 persen berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga.
Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas dengan jumlah suara masuk 87 persen, PKS mendapatkan suara 8,56 persen.