KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) melakukan peninjauan tehadap penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Pemantauan tersebut dilakukan bersama perwakilan luar negeri, pengamat, media, dan unsur TNI.
Sejumlah perwakilan negara asing mengaku takjub akan pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Salah satunya diungkapkan oleh Seung Ryeol Kim, perwakilan dari Korea Selatan.
"Dari pengamatan saya, semua hal berjalan baik, enggak ada kekerasan, enggak ada konflik. Semua lancar saja dan senang melihatnya," ujar Seung saat meninjau penghitungan suara di TPS 10 Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Baca juga: Pemantau Asing dari 33 Negara Awasi Pemilu 2019, Ini Mekanismenya
Ia mengatakan, banyak perbedaan mengenai cara pemilihan umum di Indonesia jika dibandingkan dengan di negaranya.
Ia menilai Pemilu di Indonesia memiliki tingkat transparasi yang tinggi. Hal senada disampaikan oleh perwakilan dari Myanmar, U Hla Tein.
"Menurut saya sangat transaparan dan asumsi saya pemilu di Indonesia itu kredibel. Ada beda sistem di Indonesia dan Myanmar. Di sini 1 pemilu untuk beberapa parlemen. Di Myanmar beda hari untuk setiap parlemen," paparnya.
Baca juga: Quick Count Kompas Data 70 Persen: Jokowi-Maruf 54,24 Persen, Prabowo-Sandiaga 45,76 Persen
Inspektur KPU RI Adiwijaya Bakti mengatakan, pemantauan ini dilakukan demi transparasi Pemilu Indonesia di mata dunia.
"Ini adalah kegiatan Elektoral Fisik Program, yaitu membuka kepada internasional dan pengamat luar negeri mengenai bagaimana proses pelaksanaan pemilu di Indonesia. Jadi di sini pesertanya ada yang dari Myanmar, Usbek, Jepang, Mozambik, Kedutaan Besar Singapura, Kedutaan Besar Ethiopia, kemudian medianya dari media mesir, kairo, TNI dari pengamat lokal ada dari Undip, IFES, ITB, ICW, IDEA," paparnya.
Tak hanya di TPS 10, lanjutnya, pemantauan juga dilakukan di Panti Bina Karya dan TPU dekan permukiman padat penduduk.
"Tadi peserta dari Mesir juga sangat surprise misalnya gimana kita menangani orang-orang penyandang sosial mental yang di negara mereka belum sebagus kita. Setiap lima tahun sekali kita bikin seperti ini termasuk Pilkada juga," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.