JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya tidak khawatir dengan klaim sepihak dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengenai penghitungan sementara hasil pemungutan suara.
"Terhadap klaim sepihak, kami tidak khawatir karena 2014 pun dulu juga terjadi," ujar Hasto di kediaman Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Bahkan, menurut Hasto, pada 2014 ada lembaga-lembaga survei yang mendapatkan sanksi karena ketidakmampuan mempertanggungjawabkan metodologi dan hasil penelitian.
Baca juga: Quick Count SMRC Data 71,54 Persen: Jokowi-Maruf 54,97 Persen, Prabowo-Sandiaga 45,03 Persen
Menurut Hasto, klaim seharusnya berdasarkan data dan landasan penghitungan yang bisa dipercaya oleh publik.
Pada Pilpres 2019 ini, menurut Hasto, hasil penghitungan internal maupun penghitungan oleh lembaga-lembaga independen menunjukkan hasil yang sama.
Menurut Hasto, rakyat masih menaruh kepercayaan kepada Joko Widodo.
"Rakyat memberikan dukungan bagi Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin, dengan angka dan selisih yang cukup jauh dengan Pak Prabowo dan Pak Sandi," kata Hasto.
Baca juga: Quick Count Kompas Data 60,5 Persen: Jokowi-Maruf 54,89 Persen, Prabowo-Sandiaga 45,11 Persen
Sebelumnya, Direktur Kampanye Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN), Sugiono, mengumumkan hasil perolehan suara berdasarkan survei pasca-pencoblosan atau exit poll.
Berdasarkan hasil exit poll internal BPN, pasangan Prabowo Subianto memperoleh suara sebesar 55,4 persen, sementara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin 42,8 persen.
Hasil itu berbeda dengan penghitungan sejumlah lembaga independent yang melakukan hitung cepat.