Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Tuduhan WNA Berbuat Curang dalam Pencoblosan di Sydney

Kompas.com - 15/04/2019, 16:15 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sejumlah video yang viral di media sosial menuding Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPS LN) di Sydney, Australia atas nama Samsul Bahri, melakukan kecurangan Pilpres 2019.

Tuduhan kecurangan muncul setelah terjadi kisruh saat pencoblosan yang berlangsung di Sydney kemarin, Minggu (14/4/2019).

Dalam video tersebut, sejumlah warga tengah beradu mulut dengan seorang laki-laki berkacamata dan memakai jas biru. Posisi keduanya dibatasi oleh pagar putih.

Narasi yang ditampilkan adalah kecurangan dilakukan untuk memenangkan pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan klarifikasi sekaligus bantahan terkait video viral itu.

Narasi yang beredar:

Sejumlah pengguna Facebook mengunggah video yang menampilkan kekisruhan antara sekelompok orang dengan pria berkacamata dan memakai jas biru pada Minggu (14/4/2019).

Kekisruhan terjadi karena sejumlah warga negara Indonesia di Sydney tidak bisa melakukan pencoblosan. Gerbang di gedung yang menjadi lokasi pencoblosan pun ditutup.

Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik ini, pria yang disebut sebagai Ketua KPPS Sydney, Samsul Bahri ini terlihat mondar-mandir mendekati pagar putih. Seseorang bernama Samsul Bahri itu pun dituduh bukan WNI.

Penelusuran Kompas.com:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra menyampaikan bahwa video mencantumkan nama Samsul Bahri adalah hoaks.

"Di hoaks itu muncul bahwa seakan-akan Samsul Bahri anggota KPPSLN. Di kami enggak ada yang namanya Samsul Bahri," ujar Ilham saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (14/4/2019).

Bahkan, nama tersebut dikatakannya tidak tercantum sebagai anggota KPPSLN di mana pun.

Menurut narasi yang muncul di dalam video, terdapat dugaan kecurangan untuk memenangkan paslon tertentu di pilpres yang diselenggarakan di Sydney.

Terkait video tersebut, Ilham mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui nama Samsul Bahri.

"Ya enggak ngerti, Samsul Bahri itu siapa," kata dia.

Baca juga: KPU Bantah soal Kabar Samsul Bahri, WNA yang Disebut Mengurus Pencoblosan di Sydney

Terkait kekisruhan itu, Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri di Sydney, Heranudin, memberikan penjelasan. Menurut Heranudin, pihaknya sudah mengantisipasi membeludaknya pemilih.

Namun, menurut dia, pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Khusus Luar Negeri (DPKLN) membeludak pada satu jam terakhir, yakni pukul 17.00 - 18.00 waktu lokal.

Dia mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah mengantisipasi kepadatan pencoblosan dengan memperhitungkan sekitar 2,000 DPKLN yang sudah mendaftar online dan yang tidak mendaftar online.

Untuk yang tidak mendaftar online, Heranudin berujar, saat itu PPLN memprediksi ada sekitar 1.000 orang. Namun, nyatanya ada lebih dari 1.000 orang yang memadati Town Hall Sydney.

"Mereka ke sana karena Town berada di pusat kota sehingga bisa dijangkau," tuturnya.

Baca juga: Ada Petisi Minta Pemilu Ulang di Sydney, Ini kata Ketua PPLN Setempat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Nasional
Jokowi Beri Isyarat Perpanjang Masa Jabatan Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif

Jokowi Beri Isyarat Perpanjang Masa Jabatan Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif

Nasional
Jokowi Janji Bakal Bangun Asrama dan Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas

Jokowi Janji Bakal Bangun Asrama dan Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas

Nasional
Prabowo-Gibran Bersiap Kembangkan Koalisi Pasca-putusan MK

Prabowo-Gibran Bersiap Kembangkan Koalisi Pasca-putusan MK

Nasional
Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

Nasional
KPK Nyatakan Siap Hadapi Gugatan Gus Muhdlor

KPK Nyatakan Siap Hadapi Gugatan Gus Muhdlor

Nasional
“Dissenting Opinion”, Hakim MK Arief Hidayat Usul Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

“Dissenting Opinion”, Hakim MK Arief Hidayat Usul Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Jokowi Resmikan 147 Bangunan Pascagempa dan 3 Ruas Jalan Daerah di Sulbar

Jokowi Resmikan 147 Bangunan Pascagempa dan 3 Ruas Jalan Daerah di Sulbar

Nasional
Pertemuan Megawati-Prabowo, PDI-P: Yang Sifatnya Formal Kenegaraan Tunggu Rakernas

Pertemuan Megawati-Prabowo, PDI-P: Yang Sifatnya Formal Kenegaraan Tunggu Rakernas

Nasional
Prabowo Akan Bertemu Tim Hukumnya Hari Ini, Bahas Putusan MK

Prabowo Akan Bertemu Tim Hukumnya Hari Ini, Bahas Putusan MK

Nasional
Jokowi Bakal Siapkan Proses Transisi Pemerintahan Baru Usai Putusan MK

Jokowi Bakal Siapkan Proses Transisi Pemerintahan Baru Usai Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com