JAKARTA, KOMPAS.com – Perebutan kursi DPR RI semakin sengit di Pemilu 2019 ini, banyak di antara calon legislatif mengeluarkan biaya yang besar agar mendapatkan suara rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing.
Ongkos politik yang besar menjadi momok menakutkan bagi sejumlah caleg, salah satunya dirasakan oleh calon legislatif dari Partai Berkarya, Vasco Ruseimy yang bertarung di Dapil DKI Jakarta II.
Bagi Vasco, dapil DKI Jakarta II memiliki persaingan yang ketat. Oleh Sebab itu, dibutuhkan dana besar dan tekad yang baik untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.
Vasco mengatakan, pertama kali menjadi caleg pada tahun 2009 dana kampanye yang dimilikinya sangat terbatas. Namun, di Pemilu 2019 ini ia sudah memiliki perencanaan dana kampanye yang harus digelontorkan.
"Awalnya kaget saja awalnya saya mencoba pada 2009 sekarang mau enggak mau punya teman yang membantu untuk ikut memperjuangkan itu,” kata Vasco saat diketemui wartawan, Menteng, Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Meskipun sudah memiliki gambaran dana kampanye yang akan dikeluarkan, Vasco tetap mengeluhkan mahalnya ongkos yang harus dikeluarkan. Dia pun tidak heran jika banyak caleg terpilih justru berburu harta setelah masuk Senayan untuk mengembalikan modal kampanye.
Vasco bercerita, saat dirinya mengatur dana kampanye untuk acara senam bersama ibu-ibu di Jakarta. Dana yang disiapkan sekitar puluhan juta untuk menggelar acara tersebut mulai dari menyewa panggung, sound system, konsumsi hingga koordinator acara. Menurutnya, untuk membuat satu acara saja dana yang digelontorkan sudah sangat besar.
“Itu kan butuh dana yang puluhan juta lalu acara cara ngumpulin orang lain lain buat sewa panggung juga berapa buat misalnya sewa sound system juga berapa belum lagi buat konsumsi berapa akomodasi berapa belum lagi kalau mau mengundang TV atau media,” tuturnya.
Baca juga: Cerita Caleg: Dian Fatwa, Wasiat dari Ayah Menuju ke Senayan...
Kendati demikian, Vasco menyadari, dirinya sedikit terbantu dalam mempromosikan diri dengan adanya talk show yang mengundangnya ke stasiun TV. Hal itu, kata dia, membuat masyarakat lebih banyak mengenal dirinya sejak tampil di TV.
Vasco mengatakan, dia tidak hanya berkampanye sebagai caleg, tetapi juga berkampanye untuk Partai Berkarya. Ia juga mengeluarkan dana untuk kebutuhan tim di lapangan seperti transportasi, konsumsi dan lainnya. Terkait dengan kisaran pengeluarannya, Vasco mengaku belum menghitung besaran jumlah yang telah di keluarkan.
“Kita membutuhkan tim dan pasti kita akan traktir mereka, mereka juga mau membantu kita dengan ikhlas. Ya lumayan juga kalau berapanya saya belum hitung jumlahnya berapa tapi lumayan,” tuturnya.
Vasco menuturkan, untuk mendapatkan kursi di DPR tak hanya mengandalkan dana kampanye saja. Menurut dia, untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat seseorang harus memiliki niat “mewakafkan diri” untuk kepetingan rakyat.
Vasco tak mengambil pusing sudah berapa biaya yang dikeluarakannya untuk mengampanyekan diri selama masa kampanye ini. Niat yang baik untuk melayani masyarakat, menjadi salah satu alasan dirinya maju dalam Pemilihan Legisatif (Pileg) 2019.
“Bukan untuk mengejar profesi, kalau orang mengejar profesi disitu mengejar uang dia pasti pusing kalau enggak jadi. Kalau kita kalau kita kan di sini hanya ingin mewakafkan diri kita mewakafkan waktu kita ngapain pusing kalau misalkan Allah bilang kita belum mendapatkan posisi untuk menjadi pemimpin itu mungkin ke depannya lagi ya itu aja,” tuturnya.
Baca juga: Cerita Caleg: Blusukan ke Pelosok Sulawesi, Badaruddin Tidur di Warung saat Kampanye
Vasco mengatakan dirinya senang bertemu banyak orang. Saat bertemu masyarakat, ia menerima aspirasi dan masukan-masukan dari masyarakat yang beragam sehingga hal itu menjadi prioritasnya serta menambah wawasan untuk terus memperjuangkan keinginan rakyat.
Vasco mengatakan, banyak masyarakat yang menginginkan perubahan dari pemerintahan saat ini. beberapa masyarakat menyebutkan merindukan pemerintahan Soeharto karena ketika itu harga-harga sembako tidak mahal seperti yang terjadi saat ini.
“Masyarakat sampai saat ini sangat baik banyak sekali yang ingin perubahan belum lagi sampai saat ini kangen dengan enak e zaman Pak Harto pada zaman. Alhamdulillah pada zaman Pak Harto semua serba tenang serba nyaman harga-harga pokok murah efek positif yang pasti kita lihat bukannya negatifnya,” katanya.
Dukungan dari Keluarga
Vasco bercerita, langkahnya untuk terjun ke politik mucul sejak dirinya duduk di bangku kuliah di Universitas Indonesia jurusan Teknik Kimia tahun 2004. Saat itu, ia aktif dalam organisasi mahasiswa dan pernah mengikut aksi demo di depan Gedung DPR.
Namun, aksi demo yang dilakukan bersama mahasiswa lainnya tak mendapatkan resons dari DPR. Vasco mengatakan percuma melakukan aksi-aksi demo meskipun mengerahkan 1.000 orang. Oleh karena itu, ia bertekad untuk menjadi penampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat melalui kontestasi Pemilu 2019.
"Itu tidak akan didengar oleh DPR sama gedung Senayan itu enggak masuk dalam publik itu, di situlah saya mulai bertekad sebenarnya bahwa saya harus ada di dalam situ agar betul-betul bisa menyampaikan aspirasi yang kita bawa, mahasiswa bawa, yang rakyat bawa sebenarnya itu awal mula Saya ingin terjun langsung di politik,” katanya.
Baca juga: Cerita Caleg: Menangis Saat Minta Restu Keluarga hingga Datangi 712 Titik
Ketua DPP Partai Berkarya ini menilai langkahnya untuk maju ke dunia politik didukung penuh oleh keluarganya. Ia mengatakan sebelum memutuskan menikah, keluarganya memahami passion-nya di dunia aktivis sehingga maju di Pemilu 2019 tidak terlalu menjadi beban.
“Jadi kalau sekarang saya sudah menikah istri juga tahu passion saya di dunia politik, passion saya di dunia aktivis mau enggak mau istri saya harus dukung lah,” ujarnya.
Selain keluarga, Vasco mengatakan beberapa teman-temannya juga memberikan dukungan. Ia mengatakan salah satu temannya juga membantunya menyusun titik-titik atau daerah yang memiliki suara signifikan kepada dirinya. Hal itu, menurutnya sangat membantu.
“Kalau kita membuat Alat Peraga Kampanye (APK) kita harus melihat titik-titik yang begitu strategis misalnya atau misalkan Billboard atau kita cetak kayak baju kaos itu kita bagikan kepada ada koordinator koordinator jadi kita efektifkanlah,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.