Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepat Dua Tahun, Apa Kabar Penuntasan Kasus Novel Baswedan?

Kompas.com - 11/04/2019, 06:12 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Reaksi Novel

Novel tak berharap terlalu besar terhadap tim gabungan yang dibentuk Polri untuk mengusut kasusnya. Ia sebenarnya tetap menginginkan pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang independen di bawah kendali Presiden Joko Widodo.

"Oke lah ini baru dibentuk, kita akan menilai apakah tim ini bekerja dengan benar atau tidak. Indikatornya adalah bisa enggak ini diungkap dengan benar," kata Novel seusai menghadiri acara Mari Bergerak #SAVEKPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Baca juga: Novel Baswedan Pesimistis terhadap Tim Gabungan, Ini Kata Polri

Novel beralasan, upaya kepolisian sebelumnya dalam mengusut kasusnya juga belum maksimal. Jika tim gabungan ini hanya sekadar formalitas, akan menimbulkan kesan pemerintah tak peka dalam melindungi KPK dan seluruh jajarannya.

Novel menegaskan, persoalan teror terhadap pegawai dan pimpinan KPK bukan merupakan hal remeh. Teror seperti ini harus dilihat sebagai kejahatan serius.

Novel pun menginginkan tim gabungan bisa membongkar semua peristiwa teror yang dialami jajaran KPK lainnya.

Tim gabungan bergerak di sejumlah daerah

Belakangan ini, tim gabungan bergerak ke sejumlah lokasi. Tanggal 18 Maret 2019, tim mendatangi Malang untuk melanjutkan proses penyelidikan.

Baca juga: 700 Hari Kasus Novel Belum Terungkap, Kerja Tim Gabungan Dipertanyakan

Salah satu anggota tim pakar, Nur Kholis mengatakan, ada berbagai tempat di Malang yang diduga terkait dengan teror terhadap Novel.

"Kami berkunjung ke berbagai tempat yang diduga ada kaitannya dengan peristiwa," kata Nur Kholis di Kota Malang, Rabu (20/3/2019).

Ada tiga tempat di Malang yang menjadi objek penyelidikan. Tempat itu dianggap berhubungan dengan keberadaan seseorang saat kejadian penyiraman berlangsung.

Baca juga: Teror Mata Novel Baswedan, Tim Gabungan Periksa Saksi dan 3 Tempat di Malang

"Tempat itu terkait dengan peristiwa penyiraman berdasarkan kepada berbagai pertimbangan," jelasnya.

Selain melakukan penyelidikan di tiga tempat, tim gabungan juga memeriksa beberapa saksi di Malang.

Pada tanggal 27 Maret 2019, tim bergerak ke sejumlah titik di Bekasi. Ada empat lokasi di Bekasi yang dinilai berhubungan dengan keberadaan seseorang terkait kasus ini.

Baca juga: Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan Diminta Sampaikan Hasil Kerja

Keempat lokasi yang diselidiki tim gabungan tersebut yakni, KFC Wisma Asri, Sausan Bridal Salon, Masjid Jami Nuurus Sa'adah, dan di daerah Babelan, Kabupaten Bekasi.

Tim gabungan juga memeriksa saksi di setiap lokasi yang didatangi di Bekasi.

Rabu 10 April 2019, tim diketahui bergerak ke wilayah Ambon. Ada tiga orang yang ditemui untuk dimintai keterangannya terkait kasus Novel.

Baca juga: Selidiki Kasus Novel Baswedan, Nur Kholis Sebut Tim Bekerja Independen

Nur Kholis mengatakan, kedatangan pihaknya ke Kota Ambon untuk melakukan uji alibi terkait kasus Novel. Tim juga mendalami setiap informasi yang didapat.

“Untuk pelaku sampai sekarang kami belum bisa petakan tapi kami masih mendalami keterangan orang-orang yang diduga ada hubungannya dengan orang yang diduga mengetahui peristiwa itu,” kata Nur Kholis di Bandara Pattimura Ambon, Rabu (10/4/2019).

Desakan masyarakat sipil

Desakan agar kasus ini dituntaskan muncul dari berbagai elemen masyarakat sipil. Pada peringatan 700 hari kasus Novel beberapa waktu lalu, 180.000 orang menandatangani petisi di Change.org.

Baca juga: Tak Juga Selesai, Kasus Penyerangan Novel Baswedan Dibawa ke Ranah Internasional

 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Jejak Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com