Tokoh lain dalam film ini yang diperankan oleh Phyllis Kirk, akhirnya menemukan benang merah, ternyata kegilaan Jarod terbukti dengan membunuh beberapa orang. Patung di museumnya merupakan tubuh para korban yang ditutupi lilin.
Inilah film tiga dimensi pertama yang dikembangkan. Proses pembuatan film 3D melibatkan penggunaan dua kamera atau satu lensa kamera berlensa ganda. Kedua lensa ini untuk mewakili mata kanan dan kiri dari orang yang menonton.
Gambar dari dua kamera kemudian diproyeksikan secara bersamaan ke layar. Jadi para penonton yang melihat The House of Wax menggunakan kacamata stereoskopik untuk melihat efek 3D penuh.
Lensa kacamata secara khusus berwarna berbeda antara kanan dan kiri, sehingga penonton yang melihat akan bisa merasakan efek yang dihasilkan.
Proses 3D terbukti sangat efektif selama adegan ketika memasuki lorong-lorong dan diterangi oleh lampu, sehingga kesan seperti nyata hadir dalam momen ini.
Film ini terbukti membawa popularitas bagi setiap pemainnya. Efek film 3D mulai mendapat perhatian dan sambutan hangat dari pecinta film.
Namun, kebangkitan era 3D tak berlangsung lama, banyak film-film tiga dimensi selanjutnya ternyata berkualitas buruk. Efek yang ditimbulkan tak sebaik sebelumnya, dan akhirnya jumlah penonton mulai menurun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.