Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Caleg: Soal Ongkos Politik, Arsul Sani Berutang kepada Sang Ayah

Kompas.com - 09/04/2019, 12:20 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbicara strategi pemenangan para calon legislatif dalam Pemilihan Presiden 2019, tidak bisa lepas dari persoalan uang. Ongkos politik selama ini dianggap menjadi momok karena merupakan hal yang tak bisa dipisahkan dalam kontestasi ini.

Namun, apakah benar besarnya ongkos yang dikeluarkan berpengaruh pada potensi pemenangan para caleg?

Calon legislatif petahana dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan, modal uang bukan satu-satunya. Caleg daerah pemilihan Jawa Tengah X ini mengatakan ada modal lain yang tak kalah penting.

Baca juga: Arsul Sani: Mahar Politik? Mukernas Saja Di Asrama Haji

Arsul buka-bukaan soal strategi pemenangannya dalam wawancara khusus bersama Kompas.com di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Modal sosial

Selain modal finansial, Sekretaris Jenderal PPP itu mengatakan kunci untuk memenangkan kursi di parlemen adalah modal sosial.

Modal sosial yang dimaksud adalah sejauh apa caleg tersebut punya ikatan dengan masyarakat di dapilnya.

"Kedua hal itu saya percayai sampai hari ini sangat penting. Kita tidak bisa berasumsi kalau duit kita banyak, asal bagi-bagi duit, kita akan dapat suara banyak dan terpilih. Tidak bisa," ujar Arsul.

Baca juga: Cerita Caleg: Hoki Ace Hasan Melenggang ke Senayan dan Tantangan Politik Uang

Arsul mengatakan uang memang penting khususnya untuk pembentukan tim sukses yang disebar di semua dapil hingga mencetak alat peraga kampanye. Namun, hal itu harus tetap diimbangi dengan modal sosial yang mumpuni.

"Kalau kita tidak memiliki modal sosial sama sekali atau terlalu kecil modal sosialnya, menurut saya berat juga," kata anggota Komisi III DPR itu.

Status putra daerah jadi modal sosial

Bagi Arsul sendiri, modal sosialnya terbentuk dari latar belakang kehidupan dan keluarganya. Pekalongan yang menjadi dapilnya adalah tempat kelahirannya. Dia lahir dan besar di tempat itu.

"Saya orang dari daerah asal. Saya punya banyak teman wong dari TK sampai SMA saya sekolahnya di sana," kata dia.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo-Maruf Amin (TKN) Arsul Sani saat ditemui di ruang kerjanya, Kompleks, Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2019).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo-Maruf Amin (TKN) Arsul Sani saat ditemui di ruang kerjanya, Kompleks, Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Baca juga: Cerita Caleg Muda: Terjun ke 400 Titik Lebih hingga Pengakuan Tak Setor Mahar

Selain itu, Arsul yang sebelumnya berprofesi sebagai pengacara juga mengaku banyak membantu warga setempat dengan keahliannya.

Warga Pekalongan yang banyak menjadi pengusaha industri kecil membutuhkan saran mengenai hak kekayaan intelektual, merk, dan hak cipta.

Arsul mengatakan dia sering dijadikan tempat bertanya oleh warga sekitar mengenai persoalan itu. Satu hal yang tak kalah penting adalah modal sosial yang terbentuk dari nama besar ayahnya, almarhum Abdullah Fadjari.

Baca juga: Cerita Caleg Asal Jombang, Pagi Menjahit, Malam Kampanye

 

Ayah Arsul merupakan tokoh PPP di Jawa Tengah khususnya Pekalongan. Ayahnya juga pernah menjadi anggota DPRD dan juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com