JAKARTA, KOMPAS.com - Pelawak tunggal Satriaddin Maharinga Djongki alias Arie Kriting mengapresiasi positif pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang mendukung pertumbuhan layar film di Indonesia.
Arie menyebut, dalam kurun waktu tiga tahun, jumlah layar film bertambah dari sekitar 700 menjadi 2.000-an layar di seluruh Indonesia.
Indonesia bagian timur ikut merasakan. Sebelum Jokowi menjabat Presiden, jumlah bioskop hanya lima layar dan sekarang bertambah banyak.
"Di kampung saya, Pulau Buton, Bau-bau saja, tiga tahun lalu enggak ada bioskop. Baru ada bioskop itu belakangan ini saja," ujar Arie ketika dijumpai di acara konferensi pers "Konser Putih Bersatu" bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2019).
Baca juga: 13 April 2019, Pendukung Jokowi Gelar Konser Putih Bersatu di GBK
Konser Putih Bersatu merupakan acara yang digagas artis, musisi, seniman dan budayawan di Tanah Air dalam rangka mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin menjadi presiden dan wakil presiden pada periode 2019-2024.
Pernyataan Arie tersebut merupakan bagian dari testimoninya terhadap kerja pemerintahan Jokowi yang dinilainya harus dilanjutkan.
"Ini membuat orang-orang di kampung saya itu percaya kalau saya artis. Yang lalu-lalu banyak yang enggak percaya saya ini artis. Karena bioskop saja tidak ada," kelakar Arie.
Baca juga: PDI-P: Rakyat Pilih Pemimpin yang Gebrak Hambatan, Bukan Gebrak Meja
Arie melanjutkan, pertumbuhan layar bioskop di Indonesia berkat kebijakan di era pemerintahan Jokowi.
"Karena Pak Jokowi kalau enggak salah dua atau tiga tahun lalu mencabut daftar investasi negatif yang tertempel pada industri perfilman. Sehingga investasi bisa masuk dan mendorong industri perfilman Indonesia," ujar Arie.
Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid X. Paket kebijakan tersebut salah satunya, yakni mengeluarkan sektor idustri perfilman dari Daftar Negatif Investasi (DNI) agar investasi asing bisa masuk.
Baca juga: TKN Jokowi-Maruf: Tiap BPN Rilis Survei Internal, Kami Senyum-senyum Saja
Dengan demikian, beberapa sub sektor di industri perfilman bisa dimasuki oleh investasi asing, antara lain pertunjukan film, pengedaran film, studio rekaman, sarana penyuntingan film, laboratorium pengolahan film, sarana pengisian suara film dan studio pengambilan film.
Arie menyebut, kebijakan itu berdampak positif kepada masyarakat setempat karena menyerap tenaga kerja serta secara tidak langsung membangun kualitas sumber daya manusia.
"Orang kan biasanya ribut dengan bilang 'wah Pak Jokowi hanya membangun di infrastruktur saja, tanpa membangun sumber daya manusia'. Padahal, tidak juga," ujar Arie.
"Padahal salah satu hal di pembangunan SDM adalah juga membangun fasilitas yang menjadi titik kumpul sehingga dia mendapatkan satu informasi baru," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.