Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu, apa yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya,
Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan indentitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimegerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja.
Menyoal surat yang diberikan oleh Presiden ke-6 itu, pakar hukum tata negara Mahfud MD menyebut hal itu perlu diperhatikan.
"Saya sudah membaca (surat SBY) dan perlu memperhatikan nasihat dari orang memiliki banyak pengalaman mengelola Indonesia serta kecintaannya terhadap negara ini tak diragukan lagi," kata Mahfud.
Menurut dia, masukan dari SBY merupakan saran agar tidak hanya terfokus pada upaya penggalangan satu ikatan tertentu saja.
"Mungkin itu dianggap terlalu eksklusif. Lalu bagaimana yang tidak Subuh dan Tahajud, mungkin, tetapi ya kita dengarkan nasihat sebagai orang tua dan mantan presiden. Itu boleh," ucapnya.
Baca juga: Kampanye Akbar Prabowo Dinilai Tak All For All Seperti yang Diingatkan SBY
Selanjutnya, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily menyebut bahwa kampanye yang digelar kemarin tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh SBY.
"Ini menunjukkan bahwa kampanye 02 sama sekali tidak dalam all for all atau semua untuk semua, seperti yang diingatkan oleh Pak SBY," kata Ace.
"Karena seperti yang disampaikan Pak SBY, penggunaan politik identitas oleh kubu 02 akan menarik garis tebal kawan dan lawan yang akan memecah belah bangsa ini," tuturnya.
Menurut Ace, format kampanye yang dilakukan oleh Prabowo menyerupai kegiatan 212, ia tidak banyak memaparkan program melainkan melontarkan kritik yang membakar emosi pendukungnya.
"Kampanye tadi sangat menjunjung tinggi kebinekan, menggembirakan keberagaman yang hadir beragam dari banyak suku dan agama, serta latar belakang, bahkan ada sesi doa lintas agama sebagai simbol toleransi,” kata Dahnil.
Dahnil menyebut, para pendukung yang datang menginap di hotel sekitar GBK dengan biaya sendiri, ini menandakan keikhlasan hati mereka yang tidak datang karena amplop atau sembako.
Selama acara berlangsung pun, Dahnil menyebut para peserta saling berbagi dan bersuka-cita bersama.
"Mungkin setelah mendapat laporan dari kader Demokrat yang hadir, beliau Insya Allah gembira karena kampanye Pak Prabowo dan Sandiaga membangun tradisi politik baru yakni politik ikhlas," ujar Dahnil.
Baca juga: Tanggapi SBY, BPN Tegaskan Kampanye Akbar Prabowo-Sandi Junjung Kebinekaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.