JAKARTA, KOMPAS.com - KawalPemilu.org dan Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) meluncurkan gerakan Kawal Pemilu Jaga Suara (KPJS) 2019.
Gerakan tersebut mengajak masyarakat terlibat aktif mengawal jalannya proses penghitungan suara pada Pemilu 2019.
Gerakan ini memerlukan partisipasi masyarakat secara sukarela untuk berada di 809.500 TPS di seluruh Indonesia.
“Ada tiga alasan mengapa pemilu presidan dan DPR RI (legislatif) 2019 harus dipantau. Pertama, pemilu Indonesia adalah pemilu yang kompleks, rumit, dan terbesar di dunia. Kedua, Pilpres dan Pileg 2019 untuk pertama kalinya dilakukan di hari yang sama," kata Ruly Achdiat, salah satu penggagas Kawal Pemilu di Jakarta, melalui keterangan tertulis, Sabtu (6/4/2019).
"Ketiga, integritas hasil pemilu akan meningkatkan kepercayaan publik. Oleh karena itu, kami ingin melibatkan masyarakat dalam pemantauan hasil Pemilu,” lanjut dia.
Ruly mengatakan, proses penyalinan hasil penghitungan suara dari C1 plano ke C1 scan harus dikawal karena tahap ini rawan terjadi kekeliruan serta kecurangan.
Ia menambahkan, gerakan KPJS 2019 yang nonpartisan ini mengajak komunitas pro-data dan seluruh elemen masyarakat untuk turut terlibat dalam pengawalan suara.
Gerakan KPJS 2019 akan menggabungkan kemampuan penggunaan teknologi KawalPemilu.org dan Netgrit untuk menjaga suara rakyat dalam skala besar.
Mekanismenya, menurut Ruly, cukup sederhana.
Pada hari pencoblosan relawan datang ke TPS untuk memantau penghitungan suara, lalu ambil foto formulir C1 plano menggunakan ponsel.
Setelah mendapat koneksi internet yang stabil, upload foto C1 plano tadi ke situs upload.kawalpemilu.org.
Ia mengatakan, setiap relawan bisa mengawal lebih dari satu TPS.
"C1 plano merupakan data paling otentik karena dihitung di depan publik. Selain itu, sulit dimanipulasi karena memiliki banyak indikator keaslian, seperti hologram, nama TPS, kelurahan, kecamatan. Konsistensi goresan tangan pun merupakan indikasi keaslian,” tutur Ruly.
Sementara itu, Nia Dinata, produser film Arisan! dan Ca Bau Kan yang menjadi relawan KPJS 2019, menambahkan, semua orang bisa menjadi relawan dengan mengunggah foto C1 plano ke situs upload.kawalpemilu.org.
Lebih lanjut, Nia mengatakan, menjaga suara rakyat pada 2019 melalui pengumpulan data dari lapangan bukan lagi hal mustahil.
Alasannya, KPU membolehkan pemantau dan warga untuk mengambil foto C1 plano setelah proses penghitungan selesai.
Salinan C1 juga akan ditempel di TPS dan di kantor desa atau lurah keesokan harinya.
"Kami tidak tanya relawan akan memilih siapa di Pemilu nanti, yang penting berpihak pada kebenaran data,” papar Nia.
“KPJS 2019 akan memantau rekapitulasi penghitungan suara sampai hasil akhir Pemilu diumumkan oleh KPU. Dengan demikian, kami berharap publik akan punya tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap hasil perolehan suara akhir,” lanjut Nia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.