Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan Kuesioner, KSPI Sebut 70 Persen Kelompok Buruh Dukung Prabowo-Sandi

Kompas.com - 05/04/2019, 09:50 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, 70 persen kelompok buruh mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 mendatang.

Hal itu terungkap dari hasil penyebaran kuesioner sederhana oleh KSPI di 140 kota kawasan industri selama Januari, Februari, dan Maret.

"Setelah dikumpulkan dan diolah munculah 70 persen (yang menyatakan dukung Prabowo-Sandiaga)," ujar Iqbal saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Baca juga: Merasa Dijadikan Komoditas Politik KSPI, SPN Nyatakan Dukungan ke Jokowi-Maruf

Iqbal menjelaskan, kuesioner yang disebar itu berisi penjelasan mengenai sepuluh tuntutan buruh dan rakyat atau sepultura.

Kesepuluh poin tuntutan tersebut merupakan kontrak politik antara Prabowo dan KSPI serta beberapa elemen buruh lainnya.

Selain itu dicantumkan pula pertanyaan terkait pilihan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: Serikat Pekerja Nasional Jamin 70 Persen Anggotanya Dukung Jokowi-Maruf

Pengisian kuesioner dilakukan di 140 kota kawasan industri antara lain di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Tangerang, Serang dan Cilegon.

Menurut Iqbal, buruh yang mengisi kuesioner tidak hanya berasal dari KSPI.

Sebab ada juga buruh-buruh yang tergabung dalam organisasi lain seperti Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) dan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).

"Mereka (buruh) yang tinggalnya di kawasan industri dan mereka saat pulang itu ditanyakan dalam kuesioner itu. Dan itu bisa bercampur," kata dia.

Baca juga: Serikat Pekerja Nasional Jamin 70 Persen Anggotanya Dukung Jokowi-Maruf

Iqbal menilai tingkat keterpilihan Prabowo-Sandiaga yang tinggi di kelompok buruh disebabkan oleh kontrak politik.

Ia mengatakan, hanya Prabowo-Sandiaga yang berkomitmen untuk mengabulkan sepuluh tuntutan buruh jika terpilih pada Pilpres 2019. Misalnya, terkait upah layak dan penhapusan sistem outsourcing atau kerja kontrak.

"Karena faktor sepultura tadi. Pak Prabowo adalah satu-satunya capres yang berani kontrak politik di hadapan buruh dan mengumumkan secara terbuka," ucap Iqbal.

Kompas TV Nonton bareng debat capres dilakukan 50 buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia di kantor pemenangan Prabowo-Sandi, Jalan Pamularsih, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (30/3). Ke-50 buruh ini berencana akan jalan kaki ke Jakarta untuk bertemu dengan capres Prabowo Subianto setelah menyaksikan debat. <strong>#DebatPilpres2019 #NobarDebatCapres #DebatCapres2019</strong>
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com