"Kami bukannya tidak melihat itu sebagai sesuatu yang penting, tapi hari ini urgensinya belum di sana karena kalau kita berbicara tentang jabatan menteri, berapa porsinya, di pos apa saja, maka ini khawatirnya justru akan melukai perasaan rakyat," kata Agus di sela-sela melakukan kunjungan ke Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/4/2019) malam.
Baca juga: Menurut AHY, Bicara Jatah Menteri Melukai Perasaan Rakyat
Agus menegaskan, Partai Demokrat saat ini fokus dalam menghadapi Pemilu 2019, baik pemilihan presiden maupun pemilihan anggota legislatif di tingkat nasional, provinsi, ataupun kabupaten/kota.
"Kalau (Pemilu) 17 April 2019 sudah selesai, barulah kita berbicara ke mana kemudian pemerintahan nasional bisa lebih adaptif dan efektif dalam menjalankan birokrasi di roda pemerintahan yang terbuka, transparan, akuntabel, serta melayani rakyat," ucapnya.
Baca juga: Politisi Demokrat Sebut Pembicaraan Jatah Menteri sebagai Hiburan Demokrasi
Sama seperti dengan partai politik pengusung capres Prabowo-Sandi, kata AHY, Partai Demokrat pernah ditawari secara langsung oleh Prabowo Subianto dalam posisi sebagai capres, yang ketika itu dalam konteks membangun koalisi.
Menurut dia, yang jelas dari sisi politik pragmatisnya, Partai Demokrat ingin mengisi pemerintahan ke depan dengan orang-orang terbaik yang memiliki kapasitas dan integritas dalam melakukan perubahan di pemerintahan ke depan.
Agus menuturkan, Partai Demokrat ingin lebih memahami apa yang diharapkan rakyat sekaligus menghadirkan solusi melalui 14 prioritas partainya untuk rakyat.
Baca juga: BPN Prabowo-Sandiaga: Soal Menteri Sudah Dibicarakan, tetapi Jumlahnya Belum
"Yang harus diperjuangkan lebih dulu adalah segala permasalahan rakyat yang dihadapi saudara-saudara kita di seluruh Tanah Air untuk lima tahun ke depan. Itulah ikhtiar dan perjuangan politik kami," kata Agus.
Lantas, strategi apa yang sedang dimainkan oleh kubu Prabowo dengan mengungkap soal pembagian jatah posisi menteri ke publik?
Pengamat politik dari Indonesian Public Institute Jerry Massie menilai bahwa kubu Prabowo tengah menerapkan strategi politik untuk mengintimidasi kubu calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.
Baca juga: BPN Prabowo-Sandiaga Seharusnya Tak Perlu Umbar Jatah Kursi Menteri
Jerry memandang kubu Prabowo berupaya mengintimidasi kubu Jokowi dengan menyebut soal pembagian jatah menteri ke publik.
"Ini memang bagian strategi politik Sun Tzu. Seni perang Sun Tzu yang sedang dimainkan untuk mengintimidasi lawan," ujar Jerry saat dihubungi, Selasa (2/4/2019).
"Salah satu teorinya 'perdaya langit untuk melewati Samudra'. Nah dengan snake politics atau politik ular, maka bisa lawan dikelabui," tutur dia.
Baca juga: Fakta Kampanye Prabowo di Purwokerto, Elite Politik Gagal Urus Rakyat hingga Kriteria Calon Menteri
Menurut Jerry, kubu Prabowo berusaha untuk membuat konsentrasi lawan menjadi buyar. Kubu Prabowo berusaha menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Hal ini, kata Jerry, bertujuan untuk meredam hasil survei dari 9 lembaga yang belum lama dirilis. Kesembilan lembaga survei itu menyebut bahwa elektabilitas Jokowi saat ini masih berada di atas Prabowo.
"Jadi mereka membuat konsentrasi lawan buyar. Dan mereka punya confidence yang tinggi. Ini untuk meredam di mana 9 hasil survei semuanya memenangkan Jokowi," kata Jerry.
Baca juga: Jokowi Bicara Merit System, Hidayat Singgung Janji soal Kabinet Transaksional