JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur nonaktif Aceh Irwandi Yusuf menyampaikan nota pembelaan atau pleidoi sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (1/4//2019).
Dalam pleidoinya, Irwandi mengungkap sejumlah prestasinya selama menjadi gubernur.
"Saya menyampaikan ini tak bermaksud memamerkan apa yang saya kerjakan," ujar Irwandi kepada majelis hakim.
Irwandi mengawali pleidoinya dengan kilas balik saat ia masih aktif di Gerakan Aceh Merdeka (GAM), termasuk perannya dalam perundingan damai.
Baca juga: Irwandi Yusuf Dituntut 10 Tahun Penjara
Ia kemudian dipercaya oleh masyarakat Aceh untuk menjadi gubernur selama dua periode.
"Tahun 2017 alhamdulilah saya masih dipercaya masyarakat Aceh, karena kemampuan saya sudah terbukti pada periode pertama," kata Irwandi.
Menurut Irwandi, pada periode pertama menjabat gubernur, dia mengklaim membangun sekitar 96.000 rumah.
Rumah tersebut bagi anak yatim dan miskin, termasuk para korban konflik sosial di Aceh.
Baca juga: Jaksa KPK Tuntut Pencabutan Hak Politik Irwandi Yusuf
Setelah terpilih pada periode kedua, sebelum pelantikan, dengan uang yang tak terpakai selama pilkada, Irwandi mengklaim membangun 200 rumah untuk anak yatim.
Selama menjabat gubernur, menurut Irwandi, banyak program unggulan yang dihasilkan dan jadi inspirasi di tingkat nasional.
Pertama, Irwandi membuat moratorium penebangan hutan. Kemudian, memperpanjang moratorium tambang.
"Di sini saya banyak musuh, banyak izin yang saya tak perpanjang. Saya tidak mau yang terjadi di Papua terjadi di Aceh. Saya mau emas di Aceh, tidak untuk orang asing," kata Irwandi.
Baca juga: Menurut Jaksa, Irwandi Yusuf Terbukti Terima Gratifikasi Senilai Rp 41 Miliar
Selanjutnya, pada 2009, Irwandi meluncurkan jaminan kesehatan yang menangani semua penyakit, dan menanggung biaya pengobatan masyarakat sampai sembuh.
Irwandi juga mengaku memberikan beasiswa permanen kepada 120.000 anak yatim dan fakir miskin. Irwandi mengatakan, dia juga membentuk kerja sama internasional.
Saat ia menjabat, Irwandi mengklaim, terjadi penurunan angka kemiskinan mencapai 17, 8 persen pada 2012.