Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRG Sebut Penurunan Titik Panas di Lahan Gambut Capai 90 Persen

Kompas.com - 01/04/2019, 19:23 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead menyatakan pihaknya berhasil menekan kemunculan titik panas (hotspot) di 2,5 juta hektar lahan gambut hingga 90 persen pada tahun 2018.

Ia memaparkan, BRG diberi target merestorasi 2,5 juta hektar lahan gambut oleh pemerintah. Ia mengatakan 2,5 juta hektar lahan gambut itu terdiri dari 1,1 juta hektar lahan nonkonsesi dan 1,4 juta hektar lahan konsesi.

"Di 2018, masih ada penurunan, 91,4 persen (titik panas) di lahan nonnkonsesi. Dan penurunan 92,98 persen di lahan konsesi. Bedanya 1,5 persen. Jadi bisa dibilang cukup lumayan efektif menjaga kebakaran di 2018 dalam keadaan kering," ujar Nazir saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (1/4/2019).

Baca juga: Titik Panas di Riau Meningkat Tajam, Ada 156 Tersebar di 11 Wilayah

Ia menambahkan, sejak BRG dibentuk, terjadi tren penurunan tren penurunan titik panas hingga di atas 90 persen. Awalnya titik panas berjumlah 70.971 pada tahun 2015 saat terjadi kebakaran hutan besar di Sumatera dan Kalimantan.

Ia mengatakan tahun 2019 Indonesia akan mengalami musim kemarau yang lebih panjang. Karenanya, BRG akan meningkatkan kewaspasaan agar jumlah titik panas tak kembali membesar.

"Di tahun 2019 ini kami harus berjaga-jaga karena mungkin akan lebih kering dari 2018. Tapi melihat capaian yang telah ada di tiga tahun lalu, kami harus optimis bahwa kami bisa mengatasi di 2019," ucap Nazir.

"Jadi harus deteksi dini. Nah, kami tadi kami laporkan ke Pak Wapres, kami memasang alat yang memantau ke titik-titik kebasahan dan titik kekeringan. Itu bagian dari deteksi dini," lanjut Nazir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com