Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hashim Sebut KPU Konyol, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 01/04/2019, 16:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -- Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo menyebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) konyol.

Hal ini berawal dari IT BPN yang menemukan 17,5 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 yang janggal. Salah satu kejanggalannya adalah, ditemukan 9,8 juta nama pada DPT yang bertanggal lahir sama.

IT BPN yang diwakili Agus Maksun pun melaporkan temuan tersebut ke KPU agar ditindaklanjuti.

"Atas DPT janggal itu, KPU malah melakukan sampling di titik-titik yang berbeda dengan temuan kami," ujar Agus dalam konferensi pers di Grand Ballroom Ayana Hotel, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2019).

Baca juga: Menempatkan dan Menyikapi Polemik Temuan DPT Tak Wajar...

"Kami kemudian mendapatkan update, ditemukan orang yang lahirnya tanggal 1, bulan 1 atau yang lahir tanggal 31 bulan 12. Mereka difoto, dilaporkan kepada kami bahwa ini orang-orangnya. Ya kita tahu, memang ada yang lahir tanggal segitu bulan segitu. Tapi bukan itu maksud kami," lanjut Agus.

Semestinya, KPU tidak perlu melakukan sampling. KPU semestinya tinggal mengecek ke lapangan langsung apakah 9,8 juta nama di DPT yang bertanggal lahir sama berdasarkan temuan IT BPN itu benar-benar ada atau tidak.

Sebab, temuan IT BPN yang diserahkan ke KPU berupa by name by address. Sehingga tidak terlalu sulit untuk mengeceknya secara langsung.

Hashim yang turut serta dalam konferensi pers tersebut menyela.

"Ini menurut kami konyol. Ini contoh saja ya, tindakan konyol," ujar Hashim.

Baca juga: Temuan DPT Tak Wajar: Ribuan Orang di Satu KK Hingga Pemilih yang Belum Lahir

Ia kemudian menjelaskan hal yang sama seperti yang dijelaskan Agus sebelumnya menggunakan bahasa Inggris. Diketahui, dalam konferensi pers tersebut, turut hadir pemantau dan media asing.

Hashim juga mengatakan, KPU serta Direktorat Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri seolah-olah tidak ada yang mau bertanggung jawab atas temuan karut marutnya identitas warga negara tersebut.

"Tidak ada pihak manapun dari kedua ini, (KPU dan Dukcapil) yang mau bertanggung jawab atas keabsahan dari data kami ini," ujar Hashim.

Pihak BPN tetap mendorong supaya KPU segera memperbaiki DPT Pemilu 2019 secepat mungkin. Perbaikan ini demi mencegah kecurangan terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Nasional
KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

Nasional
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Nasional
KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

Nasional
Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Nasional
Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Nasional
Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Nasional
Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Nasional
Kasus Pengemudi Fortuner Pakai Palsu Pelat TNI: Pelaku Ditangkap, Dilaporkan ke Puspom dan Bareskrim

Kasus Pengemudi Fortuner Pakai Palsu Pelat TNI: Pelaku Ditangkap, Dilaporkan ke Puspom dan Bareskrim

Nasional
Saat Eks Ajudan SYL Bongkar Pemberian Uang dalam Tas ke Firli Bahuri...

Saat Eks Ajudan SYL Bongkar Pemberian Uang dalam Tas ke Firli Bahuri...

Nasional
Menlu Retno Bertemu Menlu Wang Yi, Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Situasi Timur Tengah

Menlu Retno Bertemu Menlu Wang Yi, Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Situasi Timur Tengah

Nasional
Soroti Kasus 'Ferienjob', Dirjen HAM Sebut Mahasiswa yang Akan Kerja Perlu Tahu Bahaya TPPO

Soroti Kasus "Ferienjob", Dirjen HAM Sebut Mahasiswa yang Akan Kerja Perlu Tahu Bahaya TPPO

Nasional
Mengkaji Arah Putusan MK dalam Sengketa Pilpres 2024

Mengkaji Arah Putusan MK dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com