JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai, debat keempat pada Sabtu (30/3/2019) lebih dinamis.
Menurut dia, dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, saling melayangkan kritik.
"Debat kemarin itu jauh lebih dinamis ketimbang debat-debat sebelumnya. Kedua kandidat saling mengkritik, saling menyerang," kata Adi ketika dihubungi oleh Kompas.com, Senin (1/4/2019).
Adi mengatakan, gimmick yang muncul saat debat sudah mulai berkurang. Sebaliknya, dinamika hingga gagasan keduanya mulai terlihat.
Baca juga: Sekjen PDI-P Sebut Prabowo Sampaikan Gagasan Masa Lalu Saat Debat
Akan tetapi, sayangnya, program kedua kandidat belum diekplorasi secara mendalam.
"Sahut-sahutannya, saling mengkritiknya, sudah saling kelihatan, cuman memang kedua kandidat masih belum mengeksploitasi secara keseluruhan program mereka," ujar Adi.
Dinamika tersebut, kata Adi, tak lepas dari capres Prabowo Subianto yang tampil menyerang, bahkan sejak segmen awal.
Adi berpandangan, Prabowo memanfaatkan isu pertahanan dan keamanan yang dikuasainya dan tampil agresif.
"Kemarin itu Prabowo seperti terlihat ingin menunjukkan superioritasnya karena dalam banyak isu sebenarnya Prabowo diuntungkan, terutama isu pertahanan dan keamanan," kata dia.
Baca juga: Setelah Debat Keempat, Sekjen PDI-P Sebut Jokowi Makin Diapresiasi
"Makanya segmen ketiga, keempat, kelima itu dicoba untuk dieksploitasi oleh Prabowo dan direduksi hanya menjadi persoalan pertahanan dan keamanan. Di situlah terjadi dinamika yang cukup bagus," lanjut Adi.
Debat tersebut mempertemukan capres nomor urut 01, Joko Widodo, dengan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Tema yang dibahas terdiri dari ideologi, pemerintahan, keamanan, serta hubungan internasional.