JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua panitia seleksi jabatan tinggi pada Kementerian Agama (Kemenag) Nur Kholis Setiawan mengaku tak tahu-menahu soal dugaan mempengaruhi seleksi jabatan oleh mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy.
Khususnya, menyangkut seleksi jabatan dua pejabat Kemenag di wilayah Jawa Timur.
Hal itu diungkapkan Nur Kholis usai diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suap terkait seleksi jabatan Kemenag Jawa Timur.
"Saya tidak tahu, saya tidak tahu. Jadi kapasitas kami tentu memberikan penjelasan memberikan keterangan dari apa yang kami lakukan sesuai dengan SOP yang ada, sesuai dengan regulasi yang menjadi dasar dari kami melakukan kerja sebagai panitia seleksi," kata dia di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Baca juga: Mahfud MD Minta Kasus Romahurmuziy Tak Dikaitkan Partai, Pileg atau Pilpres
Sekretaris Jenderal Kemenag ini juga enggan berkomentar terkait sosok Haris Hasanuddin yang sempat tak lolos sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur.
Sebab, Haris sendiri pernah dikenakan saksi hukuman disiplin. Namun, pada akhirnya Haris terpilih sebagai Kakanwil Kemenag Jawa Timur.
"Itu nanti ranahnya KPK. Kami sudah memberikan penjelasan, tidak untuk para awak media," ujar dia.
Nur Kholis menjelaskan, ia bersama 4 anggota panitia seleksi lainnya ditanya penyidik KPK soal proses seleksi jabatan di Kemenag.
Beberapa hal yang ditanya seperti dasar hukum hingga tahapan seleksi dari awal sampai akhir. Menurut dia, proses seleksi jabatan memiliki tahapan panjang.
Baca juga: Menurut Mahfud, Bantahan Romahurmuziy Cuma Kebiasaan Umum Tersangka
"Ini kan ada tahapan yang tadi saya berikan keterangan kepada penyidik KPK untuk kemudian dianalisis dan diperlukan bagi mereka untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Nur Kholis.
Dalam kasus ini, Romahurmuziy diduga menerima uang dengan total Rp 300 juta dari dua pejabat Kemenag di Jawa Timur.
Mereka adalah Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur Haris Hasanuddin dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muafaq Wirahadi.
Uang itu diduga sebagai komitmen kepada Romy untuk membantu keduanya agar lolos dalam seleksi jabatan di wilayah Kemenag Jawa Timur.
Romahurmuziy dianggap bisa memuluskan mereka ikut seleksi karena ia dinilai mampu bekerja sama dengan pihak tertentu di Kemenag.
Pada waktu itu, Haris melamar posisi Kakanwil Kemenag Jawa Timur. Sementara itu, Muafaq melamar posisi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.