LSI Denny JA
Menurut peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman, situasi politik elektoral sangatlah dinamis. Hal itu yang dinilainya menjadi salah satu faktor yang membuat hasil survei setiap lembaga berbeda-beda.
Baca juga: Peneliti LSI Denny JA: Dinamika Politik hingga Error Jadi Penyebab Hasil Survei Berbeda-beda
Oleh karena itu, Ikrama berpandangan bahwa hasil tersebut hanya relevan di kala survei dilakukan.
"(Survei) dibaca jika survei dilakukan bulan Maret, maka datanya hanya berlaku pada bulan Maret," tutur Ikram dalam acara yang sama.
Faktor berikutnya adalah metode penarikan sampel, yang termasuk dalam kategori sampling error. Jika metode yang digunakan tidak tepat, Ikram mengatakan hasilnya juga akan terpengaruh menjadi tidak benar.
Baca juga: Fahri Hamzah Anggap Penelitian LSI Denny JA Berpotensi Adu Domba
Ikram mengambil contoh misalnya jawaban responden ditutupi karena merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang diajukan.
Alvara Research Center
Hampir serupa dengan pandangan peneliti LSI Denny JA, Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, salah satu hal yang perlu diperhatikan terkait hasil survei yang berbeda-beda adalah rentang waktu pelaksanaannya.
Baca juga: 3 Faktor Ini Dinilai Jadi Penyebab Hasil Survei Tiap Lembaga Berbeda
"Pertama adalah momentum pelaksanaan hasil survei. Jadi survei bulan Januari hasilnya pasti beda dengan bulan Februari, Maret, dan lain-lain," kata Hasanuddin di kesempatan yang sama.
Kemudian, metode pengambilan sampel juga akan menentukan hasil survei tersebut.
Aspek ketiga yang memengaruhi adalah bentuk pertanyaan yang diajukan lembaga survei kepada respondennya.
Pakar Statistik
Pakar Psikometri, Riset, dan Statistik Yahya Umar berpandangan bahwa setiap survei memang akan memperoleh hasil yang berbeda-beda.
Baca juga: Hasil Survei Harus Berbeda Satu Sama Lain, Menurut Pakar Ini Sebabnya
Yahya mengatakan, perbedaan hasil survei tersebut disebabkan karena faktor error yang diperhitungkan setiap lembaga berbeda-beda.