DUMAI, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni menyebut, Prabowo Subianto kehabisan cara untuk meraih simpati rakyat.
Oleh sebab itu, calon presiden nomor 02 itu membangun persepsi di masyarakat bahwa dirinya telah menjadi korban penghinaan serta fitnah.
"Pak Prabowo telah kehabisan cara demi meraih simpati rakyat. Ini jurus terakhir kayaknya. Seolah-olah menjadi korban," ujar Antoni kepada Kompas.com pada Selasa (26/3/2019).
Baca juga: Prabowo: Kita Tak Takut Difitnah dan Diintimidasi
Padahal, faktanya tidak demikian. Antoni menyebut, justru Jokowi-lah yang paling sering jadi korban fitnah, penghinaan dan sasaran ujaran kebencian. Bahkan, serangan itu dilakukan secara terstruktur dan masif.
"Siapa pemimpin yang difitnah anti-Islam sih? Siapa pemimpin yang dituding telah kriminalisasi ulama? Siapa sih pemimpin yang difitnah antek asing? Antek aseng?" ujar Antoni.
"Siapa capres yang difitnah akan hapus pendidikan agama? Siapa sih capres yang dibilang melarang azan? Semua adalah Pak Jokowi, bukan Pak Prabowo," lanjut dia.
Baca juga: Ketika Jokowi dan Prabowo Mengaku Kerap Dihina dan Difitnah...
Antoni menyebut, aparat keamanan telah memproses hukum beberapa orang yang melakukan fitnah dan penghinaan atas sosok Jokowi. Sementara, hingga kini belum ada tersangka kasus sama dengan korban Prabowo.
Ini merupakan bukti Jokowi-lah yang jadi sasaran fitnah, penghinaan dan ujaran kebencian, bukan Prabowo.
"Tapi rakyat sekarang sudah cerdaslah. Rakyat tahu siapa korban fitnah yang sesungguhnya. Siapa Presiden yang dihina planga plongo dan dungu? Ya rakyat sudah tahu, Jokowi," ujar dia.
Baca juga: BPN: Prabowo Difitnah Selama 21 Tahun dan 2 Kali Kalah Perjuangan, tetapi Jalan Terus
Antoni pun menyarankan Prabowo untuk mencontoh Jokowi yang diam saja tanpa mengeluh atas fitnah itu, dibandingkan memosisikan sebagai korban demi meraih simpati.
Tak hanya Jokowi, Prabowo juga mengaku dirinya sering diejek, dihina dan difitnah oleh pihak-pihak yang tidak menyukainya.
Meski demikian, ia berusaha untuk tidak membalas fitnah tersebut.
"Saya sering diejek, saya sering dihina, saya sering difitnah tapi saya menahan diri. Saya menahan diri, saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa, yang benar adalah benar, yang tidak benar adalah tidak benar," ujar Prabowo saat kampanye di Lapangan Mandala, Kabupaten Merauke, Papua, Senin (25/3/2019).
Baca juga: Prabowo: Saya Sering Dihina, Difitnah, tetapi Saya Menahan Diri...
Dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Prabowo tak menjelaskan rinci hal yang membuatnya dihina dan difitnah.
Namun, dalam berbagai kesempatan Prabowo sering mengatakan, hinaan dan fitnah itu muncul karena ia sering mengkritik soal arah kebijakan ekonomi, kebocoran anggaran dan mengalirnya hasil kekayaan nasional ke luar negeri.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengajak pendukungnya untuk ikut bersama-sama menjaga persaudaraan meski berbeda pilihan.