JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari President University, Muhammad AS Hikam, menilai, sebagian besar partai baru tidak memiliki kemauan politik untuk membuat pembaharuan demokrasi di Indonesia.
Ia menyoroti beberapa partai baru yang dianggapnya hanya memperjuangkan kepentingan individu tertentu.
"Pada Pemilu 2019 masyarakat mengharapkan ada perubahan demokrasi dari partai baru. Namun, beberapa partai baru, seperti Berkarya dan Garuda enggak memiliki ideologi, jadi hanya memperjuangkan individu yang sekadar ingin membuat partai baru saja. Sampai sekarang kedua partai itu tidak pernah melakukan pidato politik," ujar Hikam di Kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2019).
Baca juga: Pakar: UU Pemilu Tak Hanya Rugikan Partai Baru, tetapi Juga Masyarakat
Hal ini, menurut dia, membuat partai-partai baru ini diprediksi tak mampu memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen pada Pemilu 2019.
Salah satunya, survei yang dilakukan Litbang Kompas. Berdasarkan survei itu, elektabilitas Berkarya di kisaran 0,5 persen dan Garuda sebesar 0,2 persen.
"Ada individu yang ingin membuat partai karena kepentingannya sendiri, tapi ada juga partai baru yang hadir karena kecewa dengan partai-partai yang sudah ada. Sayangnya, dari partai-partai baru, tidak ada kemauan untuk membuat perubahan," kata Hikam.
Baca juga: KPU: Ikut Pileg 2019 Lewat Partai Baru, Anggota DPR Harus Mundur
Hikam menjelaskan, pembaharuan dalam politik di Indonesia saat ini dibutuhkan karena masyarakat membutuhkan sebuah reformasi politik.
Jika tidak ada perubahan yang dibawa oleh parpol baru, menurut dia, kemungkinan evaluasi untuk parpol dan DPR RI yang dikeluhkan masyarakat saat ini tidak akan ada perubahan.
"Saat ini kan muncul korupsi dari para kader parpol bahkan ketua umumnya. Maka, partai baru diharapkan memberikan pembaharuan. Namun, kalau untuk kepentingan individu saja, ya perubahan dan evaluasi parpol serta parlemen akan mandek," ujar Hikam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.