Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Ada Pihak Gunakan Cara Kotor Singkirkan Lawan Politik di Pemilu 2019

Kompas.com - 22/03/2019, 12:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, ada pihak-pihak yang menggunakan cara kotor demi menyingkirkan lawan politiknya di dalam Pemilu serentak 2019.

Ia mendorong aparat keamanan menindak secara tegas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Baca juga: Wiranto: Pemilu 2019 Ajang Memilih Pemimpin, Bukan Mengadu Pemimpin

Hal itu diungkapkan Wiranto dalam pidato apel kesiapan menjelang Pemilu 2019 yang dilaksanakan di Taxiway Pangkalan TNI Angakatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2019) pagi.

"Berita-berita hoaks yang disampaikan, terutama melalui media sosial, tentunya memiliki tujuan yang politis, yaitu dipakai sebagai alat untuk menyingkirkan lawan politik," ujar Wiranto.

"Demikian pula halnya dengan semakin menguatnya politik identitas menggunakan isu SARA. Itu telah menjadi salah satu strategi bagi pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab dalam memenangi kontestasi Pemilu," lanjut dia.

Baca juga: Wiranto Sebut Penyebar Hoaks Dijerat dengan UU Terorisme, Ini Respons Mabes Polri

Maraknya hoaks, fitnah, ujaran kebencian dan politik identitas, menurut Wiranto, menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh elemen bangsa Indonesia menghadapi pesta lima tahunan kali ini.

Wiranto menegaskan, cara-cara kotor tersebut menyebabkan demokrasi di Indonesia menjadi tak sehat dan merusak persatuan kesatuan bangsa Indonesia. Rasionalitas masyarakat di dalam memilih calon pemimpin juga menjadi hilang.

Baca juga: Wiranto: Kalau Masyarakat Diancam dengan Hoaks untuk Tak ke TPS, Itu Terorisme

Saking masif dan terstrukturnya penggunaan cara kotor itu, Wiranto pun menyebut, itu adalah bentuk lain dari teror ke masyarakat. Ia mendorong aparat keamanan mengambil langkah tegas terkait hal tersebut.

"Karena sudah mempengaruhi kondisi psikologis rakyat Indonesia, sehingga kepada para pelaku, harus diambil langkah hukum yang tegas," ujar dia.

"TNI-Polri selaku institusi yang bertanggungjawab langsung terhadap pengamanan jalannya Pemilu 2019. Apabila menemukan kerawanan dan hambatan, harus mengambi tindakan tegas sesuai prosedur tetap dan aturan hukum yang berlaku. Tidak ada toleransi sekecil apapun bagi pihak-pihak yang akan mengganggu jalannya Pemilu serentak 2019," lanjut Wiranto.

Kompas TV Jelang masa kampanye terbuka dan penghitungan suara Pemilu 2019, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan menggelar rapat koordinasi. Rapat koordinasi digelar dengan Kapolri, Panglima TNI, Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu dan Badan Inteligen Negara. #Menkopolhukam #KampanyeTerbuka #Pemilu2019

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com