Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Pernyataan Plt Ketum PPP, Humphrey Djemat Harap Ajakan Bersatu Tak Hanya Lip Service

Kompas.com - 22/03/2019, 06:47 WIB
Jessi Carina,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil muktamar Jakarta, Humphrey Djemat menanggapi positif pernyataan Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa untuk bersatu.

Namun, Humphrey berharap ajakan itu bukan hanya pernyataan normatif di depan media saja.

"Maksud saya ini jangan lip service saja. Jangan hanya manis di mulut tetapi benar-benar diimplementasikan. Jangan hanya kulitnya saja," ujar Humphrey kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2019).

Humphrey mengatakan sejak awal dia memang ingin PPP bisa bersatu kembali. Dia mengaku mengupayakan hal itu ketika PPP dipimpin oleh Romahurmuziy. Namun, kata Humphrey, Romy (sapaan Romahurmuziy) menolak ajakan itu hingga akhirnya PPP versi muktamar Jakarta berganti ketum.

"Dari pihak saya juga sama punya niat baik untuk menyatukan PPP. Tetapi saya melihat momentumnya. Apakah pergantian Romy ke Pak Suharso merupakan satu momentum menyatukan PPP? Ya Insya Allah itu yang kita harapkan," kata Humphrey.

Namun, kata Humphrey, PPP baru bisa bersatu jika islah dilakukan secara serius. Artinya aspirasi kedua kubu harus diakomodasi. Humphrey mengatakan perselisihan mengenai dualisme kepengurusan ini sudah berlangsung begitu lama. Dia yakin menyelesaikannya tidak semudah membalikan telapak tangan.

Jika ada upaya untuk islah, format partai harus disepakati kedua belah pihak. Selain itu, tidak boleh ada intervensi dari penguasa. Dengan begitu harapannya masalah ini bisa benar-benar selesai dalam jangka panjang.

Bagaimanapun, pernyataan Suharso adalah awal yang baik dari rencana menyatukan kembali PPP. Humphrey menanti langkah nyata Suharso untuk mewujudkan itu. Dia siap bertemu Suharso untuk memulai langkah islah itu.

"Ini kan baru kepada media, sampai saat ini belum ada utusan ke saya untuk itu atau bisa juga nanti Pak Suharso diatur untuk ketemu saya, face to face langsung. Saya bersedia di mana saja, kapan saja untuk bertemu Pak Suharso," kata Humphrey.

"Kita harus punya tekad baik benar-benar untuk menyatukan PPP," tambah dia.

Ajakan bersatu dari Suharso

Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa berharap Kubu PPP versi muktamar Jakarta yang saat ini dipimpin oleh Humphrey Djemat untuk bersatu. Ia menilai secara kelembagaan tidak ada dua PPP.

"Saya bilang kalau secara legal formal saya itu sudah selesai, tidak ada dua PPP itu enggak ada. Bahwa secara kultural ada yang merasa belum bergabung, saya bilang dalam keadaan begini, ayo kita gabung," kata Suharso di Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), Hotel Seruni, Bogor, Rabu (20/3/2019).

Suharso lantas menyinggung hubungannya dengan Ketum PPP sebelumnya versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz. Bagi Suharso, Djan merupakan temannya. Ia mengklaim mendapat harapan dari Djan agar setidaknya PPP solid menghadapi Pemilu 2019.

Ia juga mengaku sempat berpesan kepada Djan, bahwa partai sedang menghadapi ujian.

Salah satunya masalah mantan Ketum PPP Romahurmuziy yang tersandung kasus korupsi.

"Sebagai kawan, saya tahu dia di sebelah sana, saya bilang kita sedang menghadapi prahara ini. Kembali lah ke rumah besar. Saya mengajak mereka untuk kembali ke rumahnya," kata dia.

Suharso ingin PPP semakin solid. Sebab, sebentar lagi partai akan menghadapi Pemilu 2019. Ia tak ingin lagi internal PPP berkonflik satu sama lain.

"Saya tidak sedang mengatakan kita itu oh ada yang berantem, ini bukan saatnya membicarakan itu. Yang ada buat saya konsolidasi semua. Maka saya sebagai fasilitator saya mau tarik semua, masuk. Saya mau jadi penyedot, masuk jadi satu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com