Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Terduga Teroris yang Ditangkap di Klaten Tak Terpapar Radikalisme

Kompas.com - 21/03/2019, 16:17 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menuturkan, keluarga terduga teroris YS yang ditangkap di Klaten, Jawa Tengah, tidak terpapar radikalisme.

Hal itu yang membuat YS tega meninggalkan suami serta anaknya untuk bergabung dengan kelompok teroris jaringan Sibolga.

"Enggak (terpapar), makanya karena suami dan anaknya tidak mengikuti apa yang dikehendaki, (YS) meninggalkan suaminya," kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2019).

Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Klaten Rela Tinggalkan Keluarga dan Jual Aset

Setelah meninggalkan keluarganya, YS pun disebutkan akan menikah dengan terduga teroris Husain alias Abu Hamzah (AH), seorang tokoh penting di jaringan Sibolga.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/3/2019). KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/3/2019).

YS juga berencana menjual rumah dan tanahnya yang akan digunakan sebagai modal untuk melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan.

YS bahkan sudah mendapatkan down payment sebesar Rp 5 juta. Sebagiannya diberikan kepada P, terduga teroris jaringan Sibolga yang ditangkap di Lampung, sebagai uang transportasi.

Baca juga: Terduga Teroris yang ditangkap di Klaten Berencana Buat Bom Mobil

Namun, rencana tersebut gagal karena P ditangkap terlebih dahulu di Lampung, Sabtu (9/3/2019). Kemudian, aparat menangkap AH di Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (13/3/2019).

"AH kebetulan ketangkap, padahal dia (YS) mau nyusul dengan menggadaikan rumah dan tanahnya. Sudah dapat DP Rp 5 juta, dibawa ke Lampung, ketemu P, kasih P Rp 3 juta, kirim ke sono untuk beli alat-alat, beli bahan peledak," ungkapnya.

Diketahui, YS alias Khodijah ditangkap aparat di Klaten, Jawa Tengah pada Kamis (14/3/2019) sore.

Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Klaten Akan Diperistri Husain, Ahli Bom JAD Sibolga

Namun, YS tewas karena diduga bunuh diri dengan cara menenggak zat kimia keras. Aparat menemukan YS dalam kondisi sakit pada Senin (18/3/2019). Saat itu ia sedang diperiksa di rutan Polda Metro Jaya, Jakarta.

Setelah pertolongan pertama tidak membuahkan hasil, aparat melarikan YS ke rumah sakit. Akan tetapi, nyawa YS tidak tertolong.

Para terduga teroris ini diduga tergabung dalam satu jaringan teroris Jamaah Ansharut Daullah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.

Kompas TV Kapolda Sumatera Utara menyatakan penangkapan dua terduga teroris di Kota Tanjung Balai berhubungan dengan teror di Kota Sibolga. Seorang perempuan berinisial R ditangkap karena diduga terlibat aksi teror. Kapolda Sumatera Utara menyatakan penangkapan berhubungan dengan Abu Hamzah karena istri Abu Hamzah menyarankan agar dirinya menikah lagi. Rencananya Abu Hamzah akan menjadikan R sebagai istri keduanya. #teroris #Sibolga#SumateraUtara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

Nasional
Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Nasional
Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Nasional
PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

Nasional
Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Nasional
PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Nasional
Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Nasional
Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

Nasional
3 Cara Isi Saldo JakCard

3 Cara Isi Saldo JakCard

Nasional
Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Nasional
Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan 'Amici Curiae', Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan "Amici Curiae", Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com