Simulasi pencoblosan ini dilakukan karena pertanyaan seputar pilihan capres-cawapres termasuk pertanyaan sensitif.
Dengan simulasi itu, tingkat akurasi jawaban meningkat dibandingkan tanpa simulasi.
Untuk mengecek kinerja tenaga survei dan menjaga kualitas jawaban responden, Litbang Kompas bakal menghubungi responden kembali untuk memastikan penyurvei benar-benar melakukan wawancara.
"Jika berbohong, hasil wawancara dengan responden itu akan kami hapus dan tidak kami pakai. Jadi hasil survei harus betul-betul mencerminkan data di lapangan," ujar Kristianto.
Setelah itu, seluruh data hasil survei dikumpulkan serta diolah oleh Litbang Kompas untuk kemudian dipublikasikan.
Baca selengkapnya di Kompas.id, "Di Balik Survei Litbang Kompas".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.