Litbang Kompas merekrut 250 tenaga survei dan memberikan mereka upah selama masa bekerja.
Mereka yang direkrut sebagai tenaga survei adalah mahasiswa semester IV ke atas dari perguruan tinggi negeri ataupun swasta.
Sebelum terjun ke lapangan, para mahasiswa ini akan mendapatkan pelatihan komprehensif dari Litbang Kompas.
Seorang tenaga survei mendapatkan tugas mewawancarai delapan responden.
Survei terbaru melibatkan 2.000 responden dari desa-desa yang tersebar di 34 provinsi Indonesia. Dari satu desa, dipilih acak sebanyak empat responden.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun 3,4 Persen, Prabowo-Sandi Naik 4,7 Persen
Penentuan jumlah responden setiap provinsi dilakukan berdasarkan jumlah penduduk dan daftar pemilih tetap (DPT) terbaru serta data potensi desa menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS).
Contohnya, di provinsi A terdapat 5 persen dari total DPT. Maka, di provinsi itu akan dicari responden sebanyak 5 persen dari 2.000 responden yang ditetapkan Litbang Kompas.
Dari tingkat provinsi, papar Kristianto, pencarian responden akan dipersempit ke tingkat kabupaten/kota, kelurahan, hingga RT.
Pada tingkat kelurahan, Litbang Kompas memilih acak sebanyak dua RT, lalu Litbang Kompas meminta izin mendata seluruh kartu keluarga (KK) di sana.
Baca juga: Survei Litbang ”Kompas”: Jokowi Unggul di Jawa, Prabowo di Sumatera
Setelah memperoleh data KK, Litbang Kompas akan memilih acak lagi sebanyak empat orang dari dua keluarga.
Dari masing-masing keluarga itu, akan dipilih satu laki-laki dan satu perempuan yang sudah berusia 17 tahun ke atas.
"Apabila dalam pemilihan secara acak itu keluar nama ibu, si ibu lagi ke ladang atau ke pasar, ya tenaga survei kami harus menunggu dan mewawancarai ibu itu," ujar Kristianto.
Setelah berhasil menemui responden, tenaga survei meminta responden itu untuk menjawab 150 poin pertanyaan terkait pemilu.
Jenis pertanyaan bervariasi, mulai dari pernyataan tertutup, terbuka, semitertutup dan semiterbuka. Proses wawancara biasanya memakan waktu 30-40 menit.
Selain itu, si responden akan melakukan simulasi pemungutan suara. Responden diminta memilih salah satu pasangan calon. Hasilnya akan dimasukkan ke dalam amplop yang disegel.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Naik, Ini Tiga Penyebabnya Menurut Litbang Kompas