JAKARTA, KOMPAS.com - Koodinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) Dahnil Simanjuntak memprediksi pasangan petahana Joko Widodo - Ma'ruf Amin bakal kalah jika elektabilitasnya saat ini di bawah 50 persen.
Sebab, hanya tersisa kurang dari satu bulan jelang masa pencoblosan pada 17 April 2019 mendatang.
"Tren tafsir statistik elektoral, bila petahana ada di angka di bawah 50 persen dipastikan petahana kalah," ujar Dahnil saat dihubungi, Rabu (20/3/2019).
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Jokowi-Maruf 49,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 37,4 Persen
Hal itu ia ungkapkan terkait survei terbaru Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Dahnil kemudian membandingkan hasil survei tersebut dengan hasil Pilpres 2014.
Diketahui, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla meraih kemenangan dengan 70.997.85 suara atau 53,15 persen. Sedangkan, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih 62.576.444 suara (46,85 persen).
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Jokowi Unggul di Jawa, Prabowo di Sumatera
"Apalagi bila dibandingkan dengan hasil pemilu 2014 yg lalu, malah justru angka itu semakin mengkhawatirkan bagi petahana," kata Dahnil.
Survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari 2019 - 5 Maret 2019 menunjukkan, jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun 3,4 Persen, Prabowo-Sandi Naik 4,7 Persen
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.
Pada survei Litbang Kompas Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Ma'ruf.
Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.