KILAS DAERAH

Kilas Daerah Jawa Tengah

Berkat Relawan, Apel Kebangsaan Kita Merah Putih Banjir Pujian

Kompas.com - 19/03/2019, 10:34 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Pelaksanaan Apel Kebangsaan Kita Merah Putih di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang pada Minggu (17/3/2019) mampu menyatukan segenap warga tanpa memandang pilihan politik, agama, ras dan golongan.

Bukan hanya itu, pelaksanaannya yang tetap tertib dan terjaga kebersihannya itu pun menuai pujian. Kehadiran para peserta yang menjadi sukarelawan kebersihan mampu mengembalikan lokasi itu bersih dari sampah.

Bahkan saat acara berlangsung, para relawan itu keliling untuk mengumpulkan sampah dan berkampanye agar warga yang hadir tidak membuang sampah sembarangan.

"Mereka mengumpulkan sampah dan dijadikan satu di pinggir lapangan sehingga mudah bagi petugas (kebersihan) mengambil. Bisa dilihat, usai acara sudah bersih," ujar petugas kebersihan Pemkot Semarang, Haryanto, Senin (18/3/2019), seperti dalam keterangan tertulisnya. 

Kondisi bersih juga dikagumi sejumlah warga yang melintas di kawasan Simpang Lima. Warga Jakarta bernama Gunawan ini misalnya, dia kagum kawasan tersebut dapat bersih dengan cepat meski usai digunakan berkumpul massa puluhan ribu orang khusus di Simpang Lima saja.

Baca jugaSaat Apel Kebangsaan di Semarang, Slank Nantikan Bertemu Habib Luthfi

"Pas berangkat dari Jakarta saya sudah dengar ada apel kebangsaan ini. Infonya sampai 130 ribu orang hadir. Lha pas sore sekitar pukul 18.00 WIB saya sampai di Simpang Lima sudah bersih tidak ada sampah menumpuk," katanya.

Senada, Gef, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang pada malam harinya berkumpul bersama rekan-rekannya juga mengaku takjub dengan kondisi Simpang Lima.

Meski usai acara besar, tapi Simpang Lima tetap terjaga kebersihannya dan bebas dari kerusakan.

Di sisi lain, pelaksanaan apel tersebut juga memberi kesan mendalam bagi grup band Armada. Rizal Adi Pradana, sang vokalis band yang tampil pada acara itu, mengacungi jempol bagi para peserta yang datang dengan tertib dan tidak rusuh.

Usai terakhir manggung di Semarang pada 2018 lalu, Rizal dan kawan-kawan mengaku takjub dengan perkembangan pembangunan di Jateng. Di Kota Semarang saja, menurutnya kini memiliki tata kota yang lebih tertata rapi dan bagus.

Sebelumnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD juga memuji pelaksanan apel tersebut. Menurutnya, bagaimanapun dan apapun caranya, persatuan dan kesatuan bangsa harus dijaga. Dia juga mendukung penuh pelaksanaan apel tersebut.

"Sekalipun saat pemilu, jangan sampai merusak ikatan bangsa. Anda boleh memilih siapapun, tapi jangan rusak ikatan bangsa," ujar dia saat memberikan orasi di Apel kebangsaan, Minggu (17/3/2019).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menghadiri acara Murenbangwil eks Karesidenan Kedu di Pendopo Kabupaten Magelang, Jumat (15/3/2019) sore. KOMPAS.com/IKA FITRIANA Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menghadiri acara Murenbangwil eks Karesidenan Kedu di Pendopo Kabupaten Magelang, Jumat (15/3/2019) sore.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat orasi berlangsung juga menegaskan, kegiatan tersebut tidak memiliki tendensi politis melainkan demi menyatukan masyarakat agar tidak terpecah di tengah tahun politik.

Baca jugaGanjar Minta Tak Ada Atribut Parpol Saat Apel Kebangsaan

Untuk menunjukkan kebersamaan itu, Ganjar meminta Ketua DPRD Jateng Rukma Setia Budi dan Wakil Ketua DPRD Jateng Ahmadi yang berasal dari partai politik berbeda untuk mendampinginya.

"Mohon ketua dewan (Ketua DPRD Jateng) maju dan wakil ketua dewan (Wakil Ketua DPRD Jateng) maju. Beliau dari PDIP Perjuangan (Rukma Setia Budi) dan ini dari PKS (Ahmadi). Insya Allah ini gambaran kebersamaan kami. Kami tunjukkan, Jateng bisa kompak dan bersatu," kata Ganjar di atas panggung.

Acara itu memang benar-benar menunjukkan keberagaman dan ternyata bisa berkumpul bersama. Terbukti dari semua yang hadir dari berbagai kalangan, termasuk kesenian yang ditampilkan menunjukkan bahwa Indonesia beragam.

“Inilah Indonesia ya seperti ini, beragam tapi bahagia,” ujar Ganjar ketika itu.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com