Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Ma'ruf dan Sandiaga Dinilai Kurang Mengesankan

Kompas.com - 18/03/2019, 10:28 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto menilai, secara umum kualitas debat ketiga antara calon wakil presiden Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, Minggu (17/3/2019) malam, kurang mengesankan.

Arif menilai, ritme debat cenderung lamban, tidak terjadi adu gagasan yang membuat calon pemilih dapat membedakan tawaran alternatif kebijakan.

"Dengan ritme cenderung lamban, tidak terjadi adu gagasan yang membuat calon pemilih dapat membedakan secara diametrikal tawaran alternatif kebijakan," ujar Arif melalui keterangan tertulisnya, Senin (18/3/2019).

Baca juga: Serangan Sandiaga kepada Maruf Amin Dinilai Tidak Mematikan

Arif mengatakan, pada sesi awal debat, kedua kandidat terkesan bermonolog di hadapan pendukung masing-masing.

Sedangkan pada sesi tengah, keduanya terkesan sedang bertanya-jawab.

Debat berjalan semakin monoton karena intonasi keduanya datar. Sebab, kata Arif, tidak ada serangan ofensif dan pernyataan yang menghasilkan efek kejut bagi lawan maupun audiens.

"Ada jarak menganga antara narasi ofensif yang dimainkan oleh banyak pendukung dibandingkan retorika datar yang disampaikan kedua kandidat wakil presiden. Ini menghasilkan rasa hambar pada sisi kompetitif keduanya," tutur dia.

Baca juga: Kritik Sandiaga, Maruf Amin Sebut KTP Tak Bisa Digunakan untuk Banyak Urusan

Kendati demikian, Arif melihat, Ma'ruf Amin tampak keluar dari gaya awalnya, bahkan cenderung jauh berbeda pada saat debat pertama.

Sementara, Sandiaga Uno dinilai mampu mempertahankan artikulasi yang jelas dan interaksi yang baik dengan lawan debat maupun audiens.

"Hanya saja, hal-hal di atas tidak mampu menutupi kesan bahwa debat berjalan datar," kata Arif.

Di sisi lain, Arif berpandangan, program-program yang ditawarkan cawapres belum disertai penjelasan yang cukup rinci tentang cara untuk menjalankan program tersebut.

Baca juga: Ini Alasan Sandiaga Akan Hapus Sistem Ujian Nasional jika Terpilih

Ma'ruf memaparkan tiga kartu yang akan menjadi program andalan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Tiga kartu tersebut adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Sembako Murah dan Kartu Prakerja.

Sedangkan Sandiaga sempat menyoroti soal peningkatan kesejahteraan guru dalam memperbaiki kualitas pendidikan dan menghapus sistem ujian nasional kemudian menggantinya dengan penelusuran minat bakat.

"Betapa pun demikian, paparan mereka gagal menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ karena tawaran program belum disertai penjelasan cukup rinci tentang cara untuk menjalankan program tersebut," ucap Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Nasional
Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com